Search This Blog

Total Pageviews

Monday, January 21, 2013

Perencanaan Luas Lantai Pabrik


           Tata letak pabrik adalah suatu landasan utama dalam dunia industri. Terdapat berbagai macam pengertian atau definisi mengenai tata letak pabrik. Wignjosoebroto, 2009 mengatakan bahwa “tata letak pabrik dapat didefinisikan sebagai tata cara pengaturan fasilitas-fasilitas pabrik guna menunjang kelancaran proses produksi”.
          Adapun kegunaan dari pengaturan tata letak pabrik adalah untuk memanfaatkan luas area (space) untuk penempatan mesin atau fasilitas penunjang produksi lainnya, kelancaran gerakan perpindahan material, penyimpanan material (storage) baik yang bersifat temporer maupun permanen, personal pekerja dan sebagainya. Wignjosoebroto, 2009 menambahkan “dalam tata letak pabrik ada dua hal yang diatur letaknya, yaitu pengaturan mesin (mechine layout) dan pengaturan departemen (department layout) yang ada di pabrik”.
                                                                                                               
Luas Lantai
Luas lantai digunakan untuk mengetahui luas lahan yang akan digunakan dalam perencanaan tata letak fasilitas dan perusahaan yang akan didirikan. Perhitungan luas lantai produksi dimulai dari luas kebutuhan lahan sampai perkantoran dengan memperhatikan segala fasilitas pendukungnya.
Dalam melakukan suatu perencanaan tata letak fasilitas dan pemindahan bahan, dibutuhkan beberapa kebutuhan luas lantai untuk kegiatan produksi pabrik yang akan didirikan, serta fasilitas-fasilitas pendukung lainnya. Dengan demikian perlu dihitung berapa luas lantai yang disiapkan, terutama untuk kegiatan bagian produksi. Perhitungan luas lantai ini didasarkan pada bahan baku yang akan disiapkan. Berdasarkan hal tersebut maka akan didapat luas lantai receiving (gudang bahan baku) model tumpukan dan rak. Tumpukan digunakan untuk material yang rata-rata mempunyai dimensi yang besar sehingga tidak memungkinkan untuk dimasukan kedalam suatu wadah atau tempat tertentu. Sedangkan untuk material yang menggunakan model penyimpanan menggunakan rak, digunakan untuk material yang berdimensi kecil (Hadiguna, 2008).
Dalam menghitung kebutuhan luas lantai, dilibatkan pula masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan lainnya yang akan memepengaruhi terhadap luas lantai tersebut, yaitu:
1.      Alat angkut
2.      Cara pengangkutan
3.      Cara penyimpanan bahan baku (ditumpuk atau dirak)
4.      Aliran bahan
Menurut Hadiguna, 2008 hal diatas harus diperhitungkan dalam penentuan luas lantai dengan menambah harga Allowance (kelonggaran) tertentu. Dengan demikian perlu dihitung beberapa luas lantai yang disiapkan, terutama untuk kegiatan bagian produksi yang didasarkan pada:
1.        Bahan baku yang akan disiapkan
2.        Mesin atau peralatan yang digunakan
3.        Barang jadi yang dihasilkan

Tujuan dan Kegunaan Luas Lantai
Luas lantai memiliki beberapa tujuan dan kegunaan yang sangat berguna untuk perencanaan tata letak fasilitas. Tujuan menghitung luas lantai adalah untuk memperkirakan kebutuhan luas lantai bagian produksi, yang meliputi:
1.        Receiving (Gudang bahan baku model Tumpukan dan Rak)
2.        Pabrikasi dan Assembling (Mesin dan Peralatan)
3.        Shipping (Gudang barang jadi untuk kemasan isi dan kemasan kosong)
Keguanaan luas lantai adalah saat digunakan dalam membantu untuk perhitungan ongkos materialhandling (OMH) antar Departemen, sesuai dengan luas lantai hasil perhitungan (kk.mercubuana.ac.id).

Bagian Luas Lantai
            Luas lantai pada umumnya terbagi dalam tiga bagian, yaitu luas lantai gudang bahan baku yang terdiri dari gudang bahan baku model tumpukan dan gudang bahan baku model tumpukan, luas lantai mesin dan peralatan dan luas lantai gudang barang jadi. Berikut ini penjelasan mengenai bagian luas lantai selengkapnya (elib.unikom.ac.id):

Luas Lantai  Gudang Bahan Baku (Receiving)
            Luas lantai gudang bahan baku (Receiving) adalah luas lantai yang dipergunakan untuk menyimpan bahan baku atau material yang akan digunakan dalam produksi. Luas lantai gudang bahan baku terbagi menjadi dua model, yaitu model Tumpukan dan model Rak. Untuk memberi gambaran dari cara penyimpanan bahan baku digudang, maaka diperlukan gambar bagaimana cara penyimpanan material tersebut (baik model Tumpukan maupun model Rak), sehingga luas lantai yang dipakai sesuai dengan hasil perhitungan. Ruangan gambar yang dibuat harus memberi penjelasan mengenai:
1.      Tinggi memuat berapa tumpuk
2.      Lebar memuat berapa tumpuk
3.      Panjang memuat berapa tumpuk

 Luas Lantai Tumpukan
Luas lantai gudang bahan baku model tumpukan biasanya digunakan untuk mengetahui luas area yang dibutuhkan untuk menyimpan komponen utama. Berikut ini cara untuk mengetahui  kode, nama komponen, tipe bahan, ukuran pakai dan ukuran terima dapat dilihat dari deskripsi OPC.
1.     Potongan Material = Ukuran Terima (P)/Ukuran Pakai (P).
2.     Menentukan Produksi/Jam, yaitu dilihat dari Routing Sheet DS-nya
3.     Material/jam = Produksi per jam potongan material.
4.     Material 10 hari = Material per jam x 10 hari x 8 jam kerja.
5.     Menghitung Volume Unit dari ukuran terima (D x P).
6.     Volume Kebutuhan = Vol. Unit x Material 10 hari.
7.  Menentukan tumpukan bahan baku dengan memperhitungkan jumlah material 10 hari dan ukuran terima tinggi maksimum adalah 2,0 m..
8.     Luas Lantai = Luas Lantai + Total Allowance

Luas Lantai Rak
Luas lantai gudang bahan baku model rak biasanya digunakan untuk mengetahui luas area yang dibutuhkan untuk menyimpan komponen tambahan. Berikut ini cara untuk mengetahui  kode, nama komponen, tipe bahan, ukuran pakai dan ukuran terima dapat dilihat dari deskripsi OPC.
1.      Potongan Material = Ukuran Terima (P)/Ukuran Pakai (P).
2.      Menentukan Produksi/Jam, yaitu dilihat dari Routing Sheet DS-nya.
3.      Material/jam = Produksi per jam potongan material.
4.      Material 10 hari = Material per jam x 10 hari x 8 jam kerja.
5.      Menghitung Volume Unit dari ukuran terima (P x L x T).
6.      Volume Kebutuhan = Vol. Unit x Material 10 hari.
7.   Menentukan tumpukan bahan baku dengan memperhitungkan jumlah material 10 hari dan ukuran terima tinggi maksimum adalah 2,0 m.
8.      Luas Lantai = Luas Lantai + Total Allowance

Luas Lantai Mesin dan Peralatan
            Luas lantai mesin dan peralatan sangatlah diperlukan dalam perencanaan tata letak dan fasilitas. Luas lantai mesin dan peralatan digunakan untuk mengetahui luas area yang dibutuhkan untuk menyimpan mesin. Berikut ini adalah bagian-bagian yang terdapat pada luas lantai mesin dan peralatan:

1.     Luas Lantai Mesin
Luas lantai mesin (Pabrikasi dan Assembling) juga perlu perhitungan dalam perencanaan tata letak fasilitas dan pemindahan bahan. Data yang diperlukan dalam perhitungan luas lantai antara lain adalah:
§  Nama Mesin / Peralatan
§  Jumlah Mesin / Peralatan
§  Ukuran Mesin / Peralatan
Data tersebut dapat diperoleh dari Multi Product Process Chart (MPPC).Pada luas lantai mesin juga perlu diperhatikan luas toleransi dan allowancenya. Luas toleransi diberikan untuk jalannya aliran produksi sehingga tidak mengalami kesulitan sewaktu proses produksi berjalan, dan luas allowance diberikan untuk jalannya alat-alat pengangkut bahan dan barang.
    
2.     Luas Lantai Mesin Departemen Pabrikasi
Karena pada pembuatan produk dilakukan pembuatan Lay Out pabrik dengan tipe Lay Out by Product maka departemen akan diposisikan sesuai dengan komponen pembentuknya, yaitu produknya. Dalam melakukan perhitungan luas lantai departemen pabrikasi ini maka diperlukan data mentah berupa luas masing-masing jenis mesin dan jumlah mesin yang dipergunakan. Mesin yang digunakan dalam proses pabrikasi haruslah dikelompokkan kedalam departemen pabrikasi dan pada departemen pabrikasi ini juga dikelompokan mesin-mesin yang sejenis, karena tipe Lay Out yang digunakan adalah Lay Out by Process.
      
3.     Luas Lantai Mesin Departemen Assembling
   Departemen assembling pada pembuatan produk ini berisikan semua mesin yang digunakan dalam kegiatan assembling (perakitan). Begitu pula pada departemen ini, semua mesin yang sejenis dikelompokan kedalam satu area tertentu.

Luas Lantai Gudang Barang Jadi (Shipping)
Data yang diperlukan dalam perhitungan luas lantai gudang barang jadi (Shipping) antara lain adalah: nomor komponen, nama komponen dan tipe barang jadi. Langkah-langkah perhitungan luas lantai gudang barang jadi adalah sebagai berikut:
1.   Tentukan ukuran kemasan yaitu ukuran atau dimensi dari kemasan untuk tempat produk jadi  perusahaan.
2.   Tentukan produksi jadi per satuan periode, yaitu produk yang dihasilkan untuk periode tertentu didasarkan pada produksi per jam dari perusahaan.
3.      Tentukan volume kemasan total, yaitu volume kebutuhan untuk produk jadi per periode tertentu.
4.      Tentukan luas lantai, yaitu lahan yang dibutuhkan berdasarkan volume kemasan.
5.      Tentukan Allowance.
6.      Tentukan total luas lantai.

Sekilas Tentang Distribusi Poisson


         Distribusi poisson diberi nama sesuai dengan penemunya yaitu Siemon D. Poisson dilahirkan di Pithiers pada tanggal 21 Juni 1781. Poisson terkenal karena penerapan ilmu matematikanya dalam mekanika dan fisika. Usaha dan karya ilmiahnya ada di sekitar 300 sampai 400 buah. Tulisannya dalam Traité de mécanique, dipublikasikan dalam dua volume pada tahun 1811 dan 1833, yang manjadi standar kerja dalam mekanika dalam waktu yang lama. Salah satu teorinya yaitu Traité mathématique de la chaleur tahun 1835 ditambah sebuah suplemen pada tahun 1837, dan karyanya yang lain adalah Recherches sur la probabilitié des jugements (1837). Recherches sur la probabilitié des jugements merupakan sebuah karya penting dalam ilmu probabilitas yang dipublikasikan pada tahun 1837, di tahun ini juga distribusi poisson pertama kali muncul (http://wordpress/distribusi_poisson, 2010).

Distribusi ini merupakan distribusi probabilitas untuk variabel diskrit acak yang mempunyai nilai 0, 1, 2, 3 dan seterusnya. Suatu bentuk dari distribusi ini adalah rumus pendekatan peluang poisson untuk peluang binomial yang dapat digunakan untuk pendekatan probabilitas binomial dalam situasi tertentu (http://www.snapdrive.net, 2010).
Distribusi poisson dapat digunakan untuk menentukan probabilitas dari sejumlah sukses yang ditentukan. Kejadian-kejadian terjadi dalam ruang kontinyu. Proses poisson seperti proses Bernoulli, hanya berbeda pada sifat kontinuitasnya saja (Haryono, 1994). Distribusi poisson banyak digunakan dalam hal berikut:
1.   Menghitung probabilitas terjadinya peristiwa menurut satuan waktu, ruang, luas, atau panjang tertentu, seperti menentukan probabilitas dari:
a.   Banyaknya penggunaan telepon per menit atau banyaknya mobil yang lewat selama 5 menit di suatu ruas jalan.
b.   Banyaknya bakteri dalam 1 tetes atau 1 liter air.
c.   Banyaknya kesalahan ketik per halaman sebuah buku.
d.   Banyaknya kecelakaan mobil di jalan tol selama minggu pertama pada bulan April.
2.   Menghitung distribusi binomial apabila nilai n besar (n≥ 30) dan p kecil (p < 0,1).


Percobaan poisson adalah percobaan yang menghasilkan peubah acak X yang bernilai numerik,yaitu banyaknya sukses selama selang waktu tertentu atau dalam daerah tertentu. Selang waktu tertentu dapat berupa sedetik, semenit, sejam, sehari, seminggu maupun sebulan. Daerah tertentu dapat berupa satu meter, satu kilometer persegi dan lain-lain. Distribusi peluang peubah acak poisson X, yang menyatakan banyaknya sukses yang terjadi dalam suatu selang waktu atau daerah tertentu, diberikan oleh (http://kur2003.if.itb.ac.id, 2010):




Keterangan:
x  : 0,1,2,
μ  : Rata-rata banyaknya sukses.
e  : Bilangan alam (2,71828).

Pengertian Distribusi Poisson
Distribusi peluang suatu peubah acak poisson X disebut distribusi poisson dan dinyatakan dengan p(x;μ), karena nilainya hanya tergantung pada μ, yaitu rata-rata banyaknya sukses yang terjadi pada selang waktu atau daerah tertentu. Rataan dan variansi distribusi poisson p(x; μ) keduanya sama dengan μ. Berikut ini adalah penjelasan mengenai populasi (n) dan peluang (p) pada distribusi poisson.
1.         Bila n besar dan p dekat dengan nol, distribusi poisson dapat digunakan,  dengan μ = np, untuk menghampiri peluang binomial.
2.        Bila p dekat dengan 1, distribusi poisson masih dapat dipakai untuk menghampiri peluang binomial dengan mempertukarkan apa yang telah dinamai dengan sukses dan gagal, jadi dengan mengganti p dengan suatu nilai yang dekat dengan nol (http://kur2003.if.itb.ac.id, 2010).
Sebaran poisson dan binom memiliki histrogram yang bentuknya hampir sama bila n besar dan p kecil (dekat dengan 0). Kedua kondisi itu dipenuhi sebaran poisson dengan  = np dapat digunakan untuk menghampiri peluang binom. P nilainya dekat dengan 1 dapat saling menukarkan apa yang telah didefinisikan sebagai keberhasilan dan kegagalan, dengan demikian mengubah p menjadi suatu nilai yang dekat dengan 0 (Walpole, 1995).

Sifat Percobaan Poisson
Suatu percobaan yang dilakukan sebanyak N kali, menghasilkan peubah acak X, misalkan banyaknya sukses selama selang waktu tertentu, dimana peluang yang sangat kecil (p mendekati 0), maka percobaan tersebut dinamakan poisson (http://elearning.gunadarma.ac.id, 2010). Beberapa sifat distribusi poisson adalah sebagai berikut (http://kur2003.if.itb.ac.id, 2010):
1.    Banyaknya sukses terjadi dalam suatu selang waktu atau daerah tertentu tidak terpengaruh oleh apa yang terjadi pada selang waktu atau daerah lain yang dipilih (bebas).
2.    Peluang terjadinya suatu sukses (tunggal) dalam selang waktu yang amat pendek atau dalam daerah yang kecil sebanding dengan panjang selang waktu atau besarnya daerah dan tidak tergantung pada banyaknya sukses yang terjadi di luar selang waktu atau daerah tersebut.
3.    Peluang terjadinya lebih dari satu sukses dalam selang waktu yang pendek atau daerah yang sempit tersebut dapat diabaikan.
Bilangan X yang menyatakan banyaknya hasil percobaan dalam suatu percobaan poisson disebut peubah acak poisson dan sebaran peluangnya disebut sebaran poisson, karena nilai-nialai peluangnya hanya bergantung pada , yaitu rata-rata banyaknya hasil percobaan yang terjadi selama selang waktu atau daerah yang diberikan (Walpole, 1995).

Pendekatan Peluang Poisson untuk Binomial
Pendekatan peluang poisson untuk peluang binomial dilakukan untuk mendekatkan probabilitas-probabilitas dari kelas sukses (x) dari n percobaan binomial dalam situasi dimana n sangat besar dan probabilitas kelas sukses (p) sangat kecil. Aturan yang diikuti oleh kebanyakan ahli statistika adalah bahwa  n cukup besar dan p cukup kecil, jika n adalah 20 atau lebihdari 20 dan p adalah 0,05 atau kurang dari 0,05. Pendekatan ini rumusnya lebih mudah untuk digunakan dibandingkan dengan rumus binomial. Rumus pendekatannya adalah (http://www.snapdrive.net, 2010):

Keterangan:
e : Bilangan alam (2,71828).
x : Banyaknya unsur berhasil dalam sampel.
n : Jumlah data.
p : Probabilitas kelas sukses.

Peristiwa Kedatangan pada Distribusi Poisson
Suatu proses atau peristiwa kedatangan yang terjadi dalam suatu interval waktu tertentu dapat digolongkan sebagai proses keatangan poisson jika memenuhi beberapa kriteria tertentu. Berikut ini adalah beberapa kriteria pada peristiwa kedatangan dalam distribusi poisson (http://ma-dasar.gunadarma.ac.id/wp-content, 2010)
1.      Tingkat kedatangan rata-rata setiap unit waktu adalah konstan.
2.      Jumlah kedatangan pada interval waktu tidak bergantung pada apa yang terjadi di interval waktu yang sudah berlalu. Hal ini memiliki makna bahwa kesempatan dari sebuah kedatangan di waktu berikutnya adalah sama.
3.      Probabilitas untuk peristiwa lebih dari satu kedatangan akan semakin mendekati nol jika interval semakin pendek. Misalnya, jumlah pengunjung suatu restoran tidak mungkin lebih dari satu orang yang dapat melalui pintu masuk dalam waktu satu detik. 
Proses perhitungan secara manual dapat digunakan untuk menentukan probabilitas suatu kedatangan yang berdistribusi poisson. Perobabilitas kedatangan yang sesuai dengan kriteria distribusi poisson dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
Keterangan:
λ :  Tingkat kedatangan rata-rata tiap unit waktu.
t  :  Jumlah unit waktu.
x :  Jumlah kedatangan dalam t unit waktu.