Green
Arsitektur
Green Arsitektur (juga dikenal sebagai
konstruksi hijau atau bangunan yang berkelanjutan) mengacu pada struktur dan
penggunaan proses yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan sumber daya
yang efisien pada seluruh siklus hidup bangunan: mulai dari penentuan tapak
sampai desain, konstruksi, operasi, pemeliharaan, hingga renovasi
pembongkaran. Usaha ini memperluas dan melengkapi fungsi desain bangunan
konvensional yang memperhitungkan masalah ekonomi, daya tahan utilitas, dan kenyamanan.
Green arsitektur merupakan konsep
arsitektur yang berkelanjutan. Keberlanjutan tersebut dapat didefinisikan
sebagai memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa mengorbankan kepentingan
untuk memenuhi kebutuhan generasi mendatang.
Teknologi baru terus dikembangkan untuk melengkapi usaha ini
dalam menciptakan Green Building. Green Building atau bangunan hijau adalah
bangunan yang dirancang untuk mengurangi dampak negatif keseluruhan lingkungan
terhadap kesehatan manusia dan lingkungan alam melalui:
- Efisien dalam penggunaan energi, air, dan sumber daya lainnya.
- Melindungi kesehatan dan meningkatkan produktivitas orang yang menempatinya.
- Reduksi limbah, polusi dan degradasi lingkungan.
Berikut ini akan diuraikan lebih lanjut mengenai green roof. Green roof merupakan salah satu konsep green arsitektur yang sedang dikembangkan di berbagai negara saat
ini.
Atap hijau (green roof) adalah atap sebuah bangunan
yang sebagian atau seluruhnya ditutupi dengan vegetasi dan media tumbuh,
ditanam di atas membran anti air. Ini juga termasuk lapisan tambahan seperti
penghalang akar dan drainase sebagai sistem irigasi. (Penggunaan
"hijau" mengacu pada tren yang berkembang secara ramah lingkungan dan
tidak mengacu pada atap yang hanya berwarna hijau, seperti genteng berwarna
hijau atau herpes zoster.). Green roof
juga dikenal sebagai "atap yang hidup", green roof dibuat untuk beberapa tujuan, antara lain:
- Menyerap air hujan
- Menyediakan zona isolasi bagi penghijauan
- Menciptakan habitat bagi satwa liar
- Membantu untuk menurunkan suhu udara perkotaan
- Mengurangi efek pemanasan global
Ada
dua jenis green roof, yaitu:
- Atap intensif (intensive roof): lebih tebal dan dapat mendukung berbagai tanaman yang lebih luas tetapi berat dan memerlukan perawatan lebih.
- Atap yang luas: tertutup lapisan vegetasi, lebih terang dan lebih ringan daripada atap intensif.
Istilah green roof
juga dapat digunakan untuk menunjukkan atap yang menggunakan beberapa bentuk
"teknologi hijau", seperti atap dingin, atap dengan kolektor panas
matahari atau modul fotovoltaik. Green
roof juga disebut sebagai eco-roof, oikosteges, atap tumbuhan, dan atap hidup.
a. Manfaat
Green Roof bagi Lingkungan
Green
roof digunakan untuk:
·
Mengurangi
pemanasan (dengan menambahkan massa dan nilai resistansi termal). Sebuah studi
(tahun 2005) oleh Brad Bass dari University of Toronto menunjukkan bahwa green roof juga dapat mengurangi
hilangnya panas dan konsumsi energi dalam kondisi musim dingin.
·
Mengurangi
pendinginan pada bangunan hingga 50-90 %.
·
Penciptaan
habitat alam.
·
Penyaring
polutan dan karbon dioksida dari udara yang membantu mengurangi dampak penyakit
pernapasan, seperti asma.
·
Penyaring
polutan dan logam berat dari air hujan.
·
Mengurangi
pencemaran suara; tanah membantu untuk memblokir frekuensi yang lebih rendah
dan tanaman dapat memblokir frekuensi yang lebih tinggi.
·
Sebagai
ruang penghijauan.
Gambar 1. Penggunaan
Green Roof di Rumah Penduduk,
Polandia
b. Jenis-jenis
Green Roof
Green roof dapat dikategorikan menjadi dua
jenis, yaitu intensive green roof, semi-intensive, dan extensive green roof. Penggolongan tersebut dilakukan berdasarkan
pada kedalaman penanaman dan jumlah perawatan yang dibutuhkan. Green roof yang membutuhkan kedalaman
tanah yang wajar untuk menanam tanaman besar atau rumput konvensional, dianggap
"intensif" karena bersifat padat karya, membutuhkan irigasi, dan
perawatan lainnya. Intensive green roof
dapat mencakup berbagai tumbuhan ringan, semak-semak, dan berbagai pohon kecil.
Sebaliknya, extensive green roof
dirancang untuk dapat mandiri dan hanya memerlukan pemeliharaan yang minimum,
mungkin hanya dilakukan satu kali penyiangan dalam setahun, atau pemberian
pupuk yang tidak terlalu sering untuk meningkatkan pertumbuhan. Extensive green roof biasanya hanya
diakses untuk pemeliharaan. Atap jenis ini dapat didirikan pada lapisan sangat
tipis dari "tanah" (paling hanya menggunakan kompos khusus yang
diformulasikan.), bahkan lapisan tipis rockwool
dapat langsung diletakkan ke atas lapisan kedap air dan dapat mendukung
penanaman beberapa spesies tanaman tertentu, misalnya lumut.
c. Sejarah
Green Roof
Green roof
memiliki sejarah panjang yang berawal dari berabad-abad yang lalu. Modern green roof, yang terbuat dari
sistem lapisan dan diproduksi untuk ditempatkan di atas atap agar mendukung
media tumbuh dan vegetasi, adalah fenomena yang relatif baru. Namun, green roof atau atap rumput di bagian
utara Skandinavia telah ada selama berabad-abad. Green roof mulai mengalami perkembangan pesat untuk diproduksi
secara massal ketika atap tersebut dikembangkan di Jerman pada tahun 1960, dan
telah menyebar ke berbagai negara. Hari ini, diperkirakan bahwa sekitar 10%
dari seluruh atap rumah penduduk di Jerman telah menggunakan green roof. Green roof juga menjadi semakin populer di Amerika Serikat,
meskipun penduduk di sana tidak begitu antusias seperti penduduk di Eropa.
Sejumlah
negara Eropa memiliki asosiasi yang sangat aktif dalam mempromosikan green roof, seperti Jerman, Swiss,
Belanda, Italia, Austria, Hungaria, Swedia, Inggris dan Yunani. Terdapat banyak
pengembang yang sudah membayar untuk menginstal green roof sejak tahun 1983 di kota Linz, Austria. Sementara itu di
negara Swiss, penggunaan green roof
sebagai atap rumah penduduk telah menjadi hukum federal sejak akhir tahun
1990-an. Penggunaan green roof
sebagai atap rumah dan gedung perkantoran juga mendapat dukungan yang cukup
baik dari beberapa kota di Inggris, seperti kota London dan Sheffield.
d. Biaya
Pemasangan Green Roof
Pemasangan
green roof dengan benar dapat
membutuhkan biaya sekitar 5-10 dolar per kaki persegi. Green roof yang dipasang secara profesional dan terintegrasi di
Eropa memerlukan biaya antara 100-200 euro per meter persegi. Biaya yang
dibutuhkan tergantung pada jenis green
roof, struktur bangunan, dan tanaman apa yang dapat tumbuh pada bahan yang
ada di atas atap. Beberapa biaya juga dapat dikaitkan dengan pemeliharaan. Extensive green roof membutuhkan pemeliharaan yang rendah tetapi pada umumnya
tidak benar-benar bebas dari pemeliharaan. Pemeliharaan green roof sesungguhnya cukup sering dibutuhkan, seperti pemupukan
untuk meningkatkan kesuburan atap, menutupi tanaman berbunga, dan mengairi
atap. Hal inilah yang menyebabkan biaya perawatan green roof menjadi cukup mahal.
e. Kelemahan
Green Roof
Kelemahan
utama dari green roof adalah biaya
awal yang cukup mahal. Beberapa jenis green
roof memang menuntut standar struktural bangunan yang lebih kompleks,
terutama di wilayah gempa dunia. Beberapa bangunan yang ada tidak dapat
dipasang dengan beberapa jenis green roof
karena beban berat substrat dan
vegetasi yang melebihi standar pembebanan biasa. Besarnya biaya yang dibutuhkan
tergantung pada jenis green roof yang
digunakan, biaya pemeliharaan bisa lebih tinggi, tetapi terdapat beberapa jenis
green roof yang hanya membutuhkan biaya pemeliharaan
yang lebih hemat. Penggunaan green roof yang
tidak memakai bahan-bahan yang terbaik juga dapat menyebabkan kebocoran pada
atap, baik karena banyaknya air yang tertahan di atas atap maupun karena akar
tanaman menembus sistem anti air atap. Sistem anti air yang dibangun dengan
komposisi struktur yang baik akan meningkatkan biaya awal intalasi green roof, namun terdapat fakta
penelitian bahwa sistem anti air green
roof yang terpasang dengan baik akan melindungi membran anti air dari
unsur-unsur perusak, terutama sinar UV. Hal ini membuat daya tahan membran anti
air dapat meningkat sampai dua kali lipat atau bahkan tiga kali lipat. Oleh
sebab itu, tentunya lebih baik jika sistem anti air yang diterapkan pada green roof adalah sistem dengan
komposisi bangunan yang kualitasnya terbaik, meskipun biaya yang dibutuhkan
lebih mahal daripada instalasi standar. Tingginya biaya instalasi tersebut
tidaklah terlalu merugikan jika dibandingkan biaya perbaikan terhadap kebocoran
sistem green roof yang mungkin
terjadi bila menggunakan komponen yang tidak memenuhi standar instalasi.
f. Komponen
Pokok Teknologi Green Roof
Berikut
ini adalah komponen-komponen pokok yang diperlukan untuk menerapkan teknologi green roof.
Gambar 2.
Komponen-komponen Pokok Teknologi Green
Roof
g. Penerapan
Green Roof di Indonesia
Green roof memiliki banyak manfaat untuk mengurangi dampak negatif
pemanasan global. Sesungguhnya, green
roof merupakan alternatif yang baik
bagi orang yang akan membangun suatu rumah atau gedung untuk ikut berkontribusi
meredam efek pemanasan global. Sayangnya, teknologi ini masih belum banyak
diketahui oleh masyarakat Indonesia, padahal Indonesia merupakan salah satu
negara yang termasuk 5 besar negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia.
Bayangkan saja jika seluruh rumah dan gedung di Indonesia menerapkan teknologi green roof sebagai atap, betapa besarnya
kontribusi bangsa kita untuk menyelamatkan dunia dari efek negatif pemanasan
global. Terdapat dua kendala utama penerapan teknologi green roof di Indonesia, yaitu:
- Pertama, terbatasnya jumlah tenaga ahli di Indonesia yang mampu melakukan instalasi green roof. Kendala ini juga didukung dengan masih terbatasnya pengetahuan sebagian besar masyarakat Indonesia tentang teknologi green roof.
- Kedua, penduduk Indonesia sebagian besar merupakan masyarakat menengah ke bawah, sehingga kondisi keuangan sebagian besar masyarakat Indonesia tidak dapat menyanggupi instalasi green roof apalagi ditambah dengan biaya pemeliharaan green roof yang terus menerus. Kondisi keuangan tersebut diperparah dengan keadaan Indonesia yang merupakan negara rawan gempa karena posisi Indonesia berada di jalur pegunungan sirkum pasisfik, di mana masih banyak terdapat gunung berapi yang masih aktif. Keadaan alam Indonesia tersebut menyebabkan biaya instalasi green roof semakin mahal, sebab teknologi pondasi bangunan dan atap harus lebih banyak pertimbangan dan menggunakan teknik-teknik khusus.
Selain green roof,
masih terdapat beberapa konsep green
arsitektur lainnya yang sedang dikembangkan dan diteliti lebih mendalam oleh
para ahli arsitektur dunia. Berikut ini adalah uraian singkat mengenai konsep-konsep
tersebut.
2.
Vertical
Theme Park of the Future
Vertical Theme Park of the Future merupakan konsep taman gedung pencakar langit masa depan,
yang berbasis di New York oleh arsitek Ju-Hyun Kim. Konsep ini mengadopsi
konsep dari Disneyland untuk menciptakan dunia yang berbeda namun berbasis
suasana kota sebagaimana mestinya. Dimana dari konsep ini diharapkan menjadi
sebuah taman tanpa mobil, bangunan berkelanjutan yang memanfaatkan energi surya
dan hijau, mendaur ulang limbah, dan menampung air hujan.
Gambar 3.
Konsep Vertical Theme Park of the Future
3.
Twisting
Acupuncture Tower for Taiwan
Bangunan ini berdesain spiral yang diselimuti membran alga
dan sanggup memproduksi biofuel. Aristektur ini dikhususkan bagi Taiwan’s
Khaosiung port city dimana nantinya sekaligus dimanfaatkan sebagai sarana penyerapan
sinar matahari sebagai sumber energi dan daur ulang limbah.
Gambar 4. Twisting Acupuncture Tower for Taiwan
4. Vertical
City for Venezuela Slums
Vertical City for Venezuela Slums merupakan konsep menara yang mampu mengasilkan sumber energi angin dimana terdapat turbin mikro
yang disisipkan. Menara ini terdiri dari 3 bangunan berbentuk oval yang saling
tumpang tindih yang mana masing-masing akan ditempati kelompok pengguna yang
berbeda yaitu mulai dari ritel, hotel, apartemen, hingga perkantoran.
Gambar 5.
Konsep Vertical City for Venezuela Slums
5.
Spiral
Tower: Suburban Living in Berlin
Spiral tower merupakan konsep perumahan pada
gedung menara bertingkat dengan prinsip lingkungan hidup yang berkelanjutan. Pola
saling silang antar ruang memungkinkan adanya ruang cukup untuk teras tanaman
di setiap ruang apartemen. Bangunan ini juga sekaligus mampu menghasilkan
sumber energi terbarukan dengan adanya perangakat panel surya, turbin angin,
dan beberapa penampung air hujan.
Gambar 6. Konsep
Spiral Tower
6.
Reflections
Development in Singapore
Reflections Development in Singapore merupakan konsep bangunan yang terdiri
dari 6 tower yang dihubungkan oleh jembatan langit yang di dalamnya menyediakan
kantong-kantong ruang terbuka, sehingga memberi pemandangan spektakuler di
sekitarnya. Bangunan ini menampung 1.129 unit hunian dan telah memperoleh
Singapore’s Green Mark Gold Award untuk kemampuannya dalam hal penghematan
energi yang besar.
Gambar 7. Reflections
Development in Singapore
REFERENSI
http://archiholic99danoes.blogspot.com/2012/10/mengintip-6-konsep-arsitektur-go-green.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Green_roof
http://greenroofs.org
http://skripsi-tesis.com/docs/green+roofs+for+healthy+cities