Search This Blog

Total Pageviews

Sunday, May 30, 2010

Green Roof : Alternatif untuk Meredam Dampak Pemanasan Global

Atap hijau (green roof) adalah atap sebuah bangunan yang sebagian atau seluruhnya ditutupi dengan vegetasi dan media tumbuh, ditanam di atas membran anti air. Ini juga termasuk lapisan tambahan seperti penghalang akar dan drainase sebagai sistem irigasi. (Penggunaan "hijau" mengacu pada tren yang berkembang secara ramah lingkungan dan tidak mengacu pada atap yang hanya berwarna hijau, seperti genteng berwarna hijau atau herpes zoster.)

Green roof Juga dikenal sebagai "atap yang hidup", green roof dibuat untuk beberapa tujuan, antara lain:

  • Menyerap air hujan
  • Menyediakan zona isolasi bagi penghijauan
  • Menciptakan habitat bagi satwa liar
  • Membantu untuk menurunkan suhu udara perkotaan
  • Mengurangi efek pemanasan global 

Ada dua jenis green roof, yaitu:

  • Atap intensif (intensive roof): lebih tebal dan dapat mendukung berbagai tanaman yang lebih luas tetapi lebih berat dan memerlukan perawatan lebih.
  • Atap yang luas: tertutup lapisan vegetasi, lebih terang dan lebih ringan daripada atap intensif.

Istilah green roof juga dapat digunakan untuk menunjukkan atap yang menggunakan beberapa bentuk "teknologi hijau", seperti atap dingin, atap dengan kolektor panas matahari atau modul fotovoltaik. Green roof juga disebut sebagai eco-roof, oikosteges, atap tumbuhan, dan atap hidup.

 

Manfaat Lingkungan

Green roof  digunakan untuk:

  • Mengurangi pemanasan (dengan menambahkan massa dan nilai resistansi termal).

          Sebuah studi (tahun 2005) oleh Brad Bass dari University of Toronto menunjukkan bahwa green roof

          juga dapat mengurangi hilangnya panas dan konsumsi energi dalam kondisi musim dingin.

  • Mengurangi pendinginan pada bangunan hingga 50-90 %.
  • Penciptaan habitat alam.
  • Penyaring polutan dan karbon dioksida dari udara yang membantu mengurangi dampak penyakit pernapasan, seperti asma.
  • Penyaring polutan dan logam berat dari air hujan.
  • Mengurangi pencemaran suara; tanah membantu untuk memblokir frekuensi yang lebih rendah dan tanaman dapat memblokir frekuensi yang lebih tinggi.
  • Sebagai ruang penghijauan.

             


Jenis-Jenis Green Roof

Green roof dapat dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu intensive green roof, semi-intensive, dan extensive green roof.  Penggolongan tersebut dilakukan berdasarkan pada kedalaman penanaman dan jumlah perawatan yang dibutuhkan. Green roof yang membutuhkan kedalaman tanah yang wajar untuk menanam tanaman besar atau rumput konvensional, dianggap "intensif" karena bersifat padat karya, membutuhkan irigasi, dan perawatan lainnya. Intensive green roof dapat mencakup berbagai tumbuhan ringan, semak-semak, dan berbagai pohon kecil. Sebaliknya, extensive green roof dirancang untuk dapat mandiri dan hanya memerlukan pemeliharaan yang minimum, mungkin hanya dilakukan satu kali penyiangan dalam setahun, atau pemberian pupuk yang tidak terlalu sering untuk meningkatkan pertumbuhan. Extensive green roof biasanya hanya diakses untuk pemeliharaan. Atap jenis ini dapat didirikan pada lapisan sangat tipis dari "tanah" (paling hanya menggunakan kompos khusus yang diformulasikan.), bahkan lapisan tipis rockwool dapat langsung diletakkan ke atas lapisan kedap air dan dapat mendukung penanaman beberapa spesies tanaman tertentu, misalnya lumut.

 

Sejarah Green Roof

Green roof memiliki sejarah panjang yang berawal dari berabad-abad yang lalu. Modern green roof, yang terbuat dari sistem lapisan dan diproduksi untuk ditempatkan di atas atap agar mendukung media tumbuh dan vegetasi, adalah fenomena yang relatif baru. Namun, green roof atau atap rumput di bagian utara Skandinavia telah ada selama berabad-abad. Green roof mulai mengalami perkembangan pesat untuk diproduksi secara massal ketika atap tersebut dikembangkan di Jerman pada tahun 1960, dan telah menyebar ke berbagai negara. Hari ini, diperkirakan bahwa sekitar 10% dari seluruh atap rumah penduduk di Jerman telah menggunakan green roof. Green roof juga menjadi semakin populer di Amerika Serikat, meskipun penduduk di sana tidak begitu antusias seperti penduduk di Eropa.

 

Sejumlah negara Eropa memiliki asosiasi yang sangat aktif dalam mempromosikan green roof, seperti Jerman, Swiss, Belanda, Italia, Austria, Hungaria, Swedia, Inggris dan Yunani. Terdapat banyak pengembang yang sudah membayar untuk menginstal green roof sejak tahun 1983 di kota Linz, Austria. Sementara itu di negara Swiss, penggunaan green roof sebagai atap rumah penduduk telah menjadi hukum federal sejak akhir tahun 1990-an. Penggunaan green roof sebagai atap rumah dan gedung perkantoran juga mendapat dukungan yang cukup baik dari beberapa kota di Inggris, seperti kota London dan Sheffield.

                 


Biaya Pemasangan Green Roof

Pemasangan green roof dengan benar dapat membutuhkan biaya sekitar 5-10 dolar per kaki persegi. Green roof yang dipasang secara profesional dan terintegrasi di Eropa memerlukan biaya antara 100-200 euro per meter persegi. Biaya yang dibutuhkan tergantung pada jenis green roof, struktur bangunan, dan tanaman apa yang dapat tumbuh pada bahan yang ada di atas atap. Beberapa biaya juga dapat dikaitkan dengan pemeliharaan. Extensive green roof membutuhkan pemeliharaan yang rendah tetapi pada umumnya tidak benar-benar bebas dari pemeliharaan. Pemeliharaan green roof sesungguhnya cukup sering dibutuhkan, seperti pemupukan untuk meningkatkan kesuburan atap, menutupi tanaman berbunga, dan mengairi atap. Hal inilah yang menyebabkan biaya perawatan green roof menjadi cukup mahal.

 

Kelemahan Green Roof

Kelemahan utama dari green roof adalah biaya awal yang cukup mahal. Beberapa jenis green roof memang menuntut standar struktural bangunan yang lebih kompleks, terutama di wilayah gempa dunia. Beberapa bangunan yang ada tidak dapat dipasang dengan beberapa jenis green roof  karena beban berat substrat dan vegetasi yang melebihi standar pembebanan biasa. Besarnya biaya yang dibutuhkan tergantung pada jenis green roof yang digunakan, biaya pemeliharaan bisa lebih tinggi, tetapi terdapat beberapa jenis green roof  yang hanya membutuhkan biaya pemeliharaan yang lebih hemat. Penggunaan green roof yang tidak memakai bahan-bahan yang terbaik juga dapat menyebabkan kebocoran pada atap, baik karena banyaknya air yang tertahan di atas atap maupun karena akar tanaman menembus sistem anti air atap. Sistem anti air yang dibangun dengan komposisi struktur yang baik akan meningkatkan biaya awal intalasi green roof, namun terdapat fakta penelitian bahwa sistem anti air green roof yang terpasang dengan baik akan melindungi membran anti air dari unsur-unsur perusak, terutama sinar UV. Hal ini membuat daya tahan membran anti air dapat meningkat sampai dua kali lipat atau bahkan tiga kali lipat. Oleh sebab itu, tentunya lebih baik jika sistem anti air yang diterapkan pada green roof adalah sistem dengan komposisi bangunan yang kualitasnya terbaik, meskipun biaya yang dibutuhkan lebih mahal daripada instalasi standar. Tingginya biaya instalasi tersebut tidaklah terlalu merugikan jika dibandingkan biaya perbaikan terhadap kebocoran sistem green roof yang mungkin terjadi bila menggunakan komponen yang tidak memenuhi standar instalasi.

 

Komponen Pokok Teknologi Green Roof   

Berikut ini adalah komponen-komponen pokok yang diperlukan untuk menerapkan teknologi green roof.  

     


Penerapan Green Roof di Indonesia

Green roof memiliki banyak manfaat untuk mengurangi dampak negatif pemanasan global. Sesungguhnya, green roof merupakan alternatif  yang baik bagi orang yang akan membangun suatu rumah atau gedung untuk ikut berkontribusi meredam efek pemanasan global. Sayangnya, teknologi ini masih belum banyak diketahui oleh masyarakat Indonesia, padahal Indonesia merupakan salah satu negara yang termasuk 5 besar negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Bayangkan saja jika seluruh rumah dan gedung di Indonesia menerapkan teknologi green roof sebagai atap, betapa besarnya kontribusi bangsa kita untuk menyelamatkan dunia dari efek negatif pemanasan global.

Terdapat dua kendala utama penerapan teknologi green roof di Indonesia, yaitu:

  • Pertama, terbatasnya jumlah tenaga ahli di Indonesia yang mampu melakukan instalasi green roof. Kendala ini juga didukung dengan masih terbatasnya pengetahuan sebagian besar masyarakat Indonesia tentang teknologi green roof.
  • Kedua, penduduk Indonesia sebagian besar merupakan masyarakat menengah ke bawah, sehingga kondisi keuangan sebagian besar masyarakat Indonesia tidak dapat menyanggupi instalasi green roof apalagi ditambah dengan biaya pemeliharaan green roof yang terus menerus. Kondisi keuangan tersebut diperparah dengan keadaan Indonesia yang merupakan negara rawan gempa karena posisi Indonesia berada di jalur pegunungan sirkum pasisfik, di mana masih banyak terdapat gunung berapi yang masih aktif. Keadaan alam Indonesia tersebut menyebabkan biaya instalasi green roof semakin mahal, sebab teknologi pondasi bangunan dan atap harus lebih banyak pertimbangan dan menggunakan teknik-teknik khusus.     
 

 

REFERENSI

 

http://en.wikipedia.org/wiki/Green_roof

http://greenroofs.org

http://skripsi-tesis.com/docs/green+roofs+for+healthy+cities

http://translate.google.com

No comments:

Post a Comment