PENGOLAHAN LIMBAH MINYAK JELANTAH MENJADI SABUN CUCI BERBENTUK FOAM DALAM KEMASAN
BIDANG KEGIATAN :
PKMKC
Diusulkan oleh :
Grace Elizabeth (30408397) / 2008
Matiinu Yusa Putra (30408529) / 2008
Carolus Spinola Agni E.P. (32409884) / 2009
Jack Joe (31409795) / 2009
UNIVERSITAS GUNADARMA
BEKASI
2011
1. Judul Kegiatan : Pengolahan Limbah Minyak Jelantah menjadi Sabun Cuci Bentuk Foam dalam Kemasan
2. Bidang Kegiatan : ( ) PKMP ( ) PKMK (√ ) PKMKC
( ) PKMT ( ) PKMM
Bidang Ilmu : ( ) Kesehatan ( ) Pertanian
( ) MIPA (√ ) Teknologi dan Rekayasa
( ) Sosial Ekonomi ( ) Humaniora
( ) Pendidikan
3. Ketua Pelaksana Kegiatan/Penulis Utama
a. Nama Lengkap : Matiinu Yusa Putra
b. NIM : 30408529
c. Jurusan : Teknik Industri
d. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Gunadarma
e. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jl. Percetakan Negara V
No. 27A RT 007/01
HP. 08561133125
4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 4 orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama lengkap dan gelar : Dr. Ir. Hotniar Siringoringo, M.Sc.
b. NIP : 910177
c. Alamat Rumah dan No. Tel./HP : Apartemen Margonda Residence Blok E 305,
Jl. Margonda Raya No. 100, Depok, Jawa Barat.
6. Biaya Kegiatan Total Dikti : 10 Juta Rupiah
7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 21 minggu
Menyetujui
Ketua Jurusan/Program Studi (Dr.Ir.Rakhma NIP. 000907 | Ketua Pelaksana Kegiatan (Matiinu Yusa Putra) NIM.30408529 |
Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan (Irwan Bastian, SKom, MMSI.) NIP. 930390 | Dosen Pendamping (Dr.Ir.Hotniar Siringoringo, M.Sc.) |
Daftar Tabel
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan Limbah Minyak
Jelantah menjadi Sabun Cuci berbentuk foam dalam Kemasan.......................... 9
Tabel 2. Rancangan Biaya................................................................................ 11
Daftar Gambar
Gambar 1 Hasil Reaksi Lemak dengan NaOH.................................................. 5
Gambar 2 Bentuk Ikatan Senyawa pada Sabun................................................ 6
Pengolahan Limbah Minyak Jelantah menjadi Sabun Cuci berbentuk foam dalam kemasan.
B. Latar Belakang Masalah
Minyak goreng merupakan salah satu bahan pokok yang banyak digunakan di dalam rumah tangga dan juga di dalam industri kuliner. Di Indonesia, minyak goreng dari kelapa sawit dihasilkan dalam skala besar. Hingga tahun 2010 diperkirakan produksi minyak kelapa sawit mencapai 3 juta ton per tahun (Rosita dan Widasari, 2009). Menurut standarisasi kesehatan, minyak goreng sebaiknya tidak dipergunakan berulang kali karena membuat komposisi kimia minyak tersebut meningkat (dilihat dari bilangan asam dan peroksidanya), dan menghasilkan senyawa karsinogenik yang terjadi selama proses penggorengan. Minyak dengan kondisi ini dikenal dengan nama minyak jelantah (waste cooking oil). Penggunaan minyak jelantah yang berkelanjutan oleh manusia dapat menyebabkan berbagai macam penyakit diantaranya penyakit kanker, dapat mengurangi kecerdasan generasi berikutnya, dan pengendapan lemak dan pembuluh darah (artherosclerosis). Selain itu, selama penggorengan akan terbentuk senyawa akrolein yang bersifat racun dan menimbulkan gatal pada tenggorokan.
Minyak yang telah habis dipakai dan tidak bisa digunakan tersebut pada akhirnya akan dibuang. Minyak jelantah yang dibuang secara sembarangan dan tidak diuraikan terlebih dahulu akan menyebabkan minyak tersebut menjadi limbah. Sebagian besar pengguna minyak goreng kerap kali langsung membuang minyak bekas ke tempat-tempat pembuangan seperti selokan ataupun tanah. Kondisi yang terus-menerus seperti ini akan menyebabkan pencemaran lingkungan dan berpotensi merusak kehidupan beberapa komunitas makhluk hidup di sungai, aliran akhir dari selokan-selokan dan merusak komponen kandungan tanah. Oleh karena itu dibutuhkan perhatian yang tepat agar limbah minyak jelantah dapat bermanfaat dan tidak merugikan kesehatan serta lingkungan manusia.
Hingga saat ini bentuk pemanfaatan limbah minyak jelantah yang telah ditemukan adalah mengubahnya menjadi sabun dan mengolahnya menjadi biodisel. Pembuatan sabun dari limbah minyak jelantah biasanya berbentuk sabun padat (batang) dan sabun cair.
Pada kesempatan yang sebelumnya peneliti pernah berhasil melakukan praktik pembuatan sabun berbentuk batang dengan komposisi tertentu dan pernah melakukan pelatihan pada sebuah sekolah dasar swasta di daerah Jakarta Barat. Pada kesempatan kali ini diadakan suatu penelitian lebih lanjut untuk menemukan sabun dalam bentuk atau wujud yang lain, yaitu sabun berbentuk foam. Sabun berbentuk foam ini berbeda dari sabun foam wajah yng beredar di pasaran. Sabun foam yang ingin dibuat adalah sabun foam yang berada di dalam kemasan botol sehingga memiliki daya tarik sendiri. Adapun sabun foam yang dimaksud adalah sabun foam untuk cuci piring.
C. Perumusan Masalah
Limbah minyak jelantah yang dibuang begitu saja akan memberikan dampak negatif terhadap lingkungan, yaitu polusi air dan polusi tanah. Limbah minyak jelantah masih dapat diolah untuk mengurangi dampak negatif yang ditimbulkannya, bahkan dapat diolah lebih lanjut untuk memberikan nilai tambah. Limbah minyak jelantah dapat diolah menjadi sabun cuci foam botolan. Dalam kesempatan ini peneliti ingin menemukan komposisi yang baik untuk mengolah limbah minyak jelantah menjadi sabun cuci berbentuk foam dalam kemasan botol yang layak untuk digunakan.
D. Tujuan Program
Tujuan dari program ini adalah menemukan proses pengolahan limbah minyak jelantah menjadi sabun cuci foam kemasan botol.
E. Luaran yang Diharapkan
Luaran yang diharapkan dari hasil program ini adalah sabun cuci foam dalam kemasan botol, teknologi pembuatan sabun foam kemasan botol tersebut, dan artikel ilmiah.
Kegunaan program ini adalah dampak pencemaran lingkungan sungai dan tanah akibat limbah dari minyak jelantah terhadap masyarakat sekitar yang memanfaatkan sungai dan tanah menjadi berkurang dan komunitas kehidupan makhluk hidup di sungai-sungai terjaga. Kegunaan lainnya adalah menemukan variasi baru wujud sabun yang belum berada di pasaran. Selain itu adalah dapat membantu industri pangan dalam mengolah limbah minyak jelantah menjadi sesuatu yang memberikan nilai tambah dengan pembuatan sabun dari limbah minyak jelantah.
No comments:
Post a Comment