Search This Blog

Total Pageviews

Tuesday, January 17, 2012

Sekilas Tentang Analisis Perancangan Kerja

Analisis perancangan kerja pada awalnya dikembangkan oleh F.W. Taylor dan F.B. Gilberth. Penelitian-penelitian mereka sesungguhnya tidak dilakukan secara bersamaan, namun hasil-hasil penelitian mereka telah digabungkan dan dikembangkan sehingga akhirnya dikenal sebagai Teknik Tata Cara Kerja atau Methods Engineering.

A. Tokoh-Tokoh Teknik Tata Cara Kerja

F.W. Taylor merupakan tokoh yang terkenal dengan penelitian pengukuran waktunya. Hasil penelitian F.W. Taylor menunjukkan bahwa hasil kerja seseorang sangat dipengaruhi oleh lamanya waktu bekerja, waktu istirahat, dan frekuensi istirahat. Sehubungan dengan penerapan hasil penelitiannya ini, Taylor melakukan pengukuran-pengukuran waktu dengan menggunakan stop watch. Ilmu-ilmu di bidang pengukuran waktu selanjutnya mengalami perkembangan, seperti lahirnya Data waktu Standard, Data Waktu Gerakan, dan penggunaan work sampling sebagai salah satu alternatif lain dalam pengukuran waktu.

Tokoh lainnya yang juga berperan besar dalam pengembangan teknik tata cara kerja adalah F.B. Gilberth. Penelitian-penelitian yang dilakukan Gilberth adalah terkait dengan gerakan-gerakan kerja operator yang diamati dengan menggunakan rekaman kamera. Penelitian tersebut berujung pada penemuan suatu prosedur untuk menganalisa gerakan kerja dan memperbaikinya. Prosedur tersebut adalah membagi gerakan-gerakan kerja menjadi elemen-elemen gerakan dasar yang merupakan bagian dari suatu gerakan.

Elemen-elemen gerakan yang dikembangkan oleh Gilberth berjumlah 17 buah dan dan dengan elemen-elemen inilah perbaikan-perbaikan gerakan dilakukan. F.B. Gilberth menerbitkan bukunya pada tahun 1991 berjudul “Motion Study”. Selain itu, ia mengembangkan prinsip-prinsip perancangan sistem kerja yang dikenal sebagai Ekonomi Gerakan. Prinsip-prinsip ini dimaksudkan untuk mendapatkan suatu sistem kerja yang terancang baik sehingga memudahkan dan menyamankan gerakan-gerakan kerja untuk sejauh mungkin menghindarkan atau melambatkan datangnya kelemahan (fitique).

B. Perkembangan Teknik Tata Cara Kerja

Ilmu-ilmu yang dikembangkan oleh Taylor dan Gilberth selanjutnya diterapkan secara bersama-sama sebagai suatu kesatuan yang saling melengkapi. Dalam perkembangannya, kemudian keduanya dipandang sebagai satu kesatuan yang dikenal dengan nama “Time and Motion Study” atau studi waktu dan gerakan, istilah lainnya untuk hal ini adalah Methods Engineerings. Setelah teknik pengukuran waktu dan prinsip-prinsip dalam studi gerakan melebur menjadi satu sebagai methods engineerings, dilakukan berbagai penelitian untuk mengembangkannya. Salah satu penelitian tersebut antara lain sampling pekerjaan (work sampling) oleh L.H.C Tippet di Inggris pada tahun 1930-an. Hal ini memungkinkan dilakukannya pengukuran waktu bagi pekerja-pekerja tak langsung.

Data waktu baku merupakan pengembangan dan penyusunan data tentang waktu-waktu kerja bagi berbagai pekerja dan elemen-elemennya. Pada teknik ini, pengukuran waktu dan prinsip-prinsip studi gerakan dipadu dengan teknik-teknik matematik. Perkembangan lebih lanjut dari hal ini adalah Data Waktu Gerakan, yaitu merupakan pengembangan dan penyusunan data secara baku bagi elemen-elemen gerakan.

Pekerja sebagai faktor hidup dalam suatu kegiatan sistem kerja sangat mempengaruhi tercapai atau tidaknya tujuan kerja, sebab manusia akan membawa berbagai sifat dan kemampuannya dalam bekerja. Penelitian terhadap faktor manusia dalam bekerja mengalami perkembangan secara cukup signifikan. Hal ini berujung pada terciptanya bidang ilmu Human Factors Engineering atau Ergonomi.

C. Pengertian dan Ruang Lingkup Tata Cara Kerja

Teknik tata cara kerja adalah suatu ilmu yang terdiri dari teknik-teknik dan prinsip-prinsip untuk mendapatkan rancangan (desain) terbaik dari sistem kerja. Teknik-teknik dan prinsip-prinsip ini digunakan untuk mengatur komponen-komponen sistem kerja yang terdiri dari manusia dengan sifat dan kemampuan-kemampuannya, bahan, perlengkapan, dan peralatan kerja serta lingkungan kerja sehingga dicapai tingkat efisiensi dan produktifitas yang tinggi yang diukur berdasarkan waktu yang dihabiskan, tenaga yang dipakai, serta akibat-akibat sosiologis, dan psikologis yang ditimbulkannya.

Ruang lingkup ilmu teknik tata cara kerja dapat dibagi ke dalam dua bagian besar, yaitu pengaturan dan pengukuran kerja. Peraturan kerja berisi prinsip-prinsip mengatur komponen-komponen sistem kerja untuk mendapatkan alternatif-alternatif sistem kerja yang terbaik. Pada bagian pengaturan ini kita dipersenjatai dengan prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dan diusahakan pelaksanaannya. Prinsip-prinsip kerja ini pada akhirnya akan membantu kita untuk memperoleh alternatif-alternatif sistem kerja terbaik. Hal-hal yang diatur dengan prinsip-prinsip pengaturan kerja antara lain terdiri dari faktor-faktor manusia, studi gerakan, dan ekonomi gerakan.


Teknik tata cara kerja tidak hanya membahas tentang prinsip-prinsip pengaturan kerja, melainkan membahas pula tentang teknik-teknik pengukuran kerja. Teknik-teknik pengukuran kerja tersebut terdiri dari pengukuran waktu, pengukuran tenaga, pengukuran psikologis, dan pengukuran sosiologis. Keempat hal tersebut merupakan empat kriteria yang dipandang sebagai pengukur yang baik. Artinya suatu sistem kerja dinilai baik jika sistem ini memungkinkan waktu penyelesaian sangat singkat, tenaga yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sangat sedikit dan akibat-akibat psikologis dan sosiologis yang ditimbulkan sangat minim.

1 comment: