Definisi dan Sejarah Work Sampling
Teknik work sampling pertama kali digunakan oleh seorang
sarjana Inggris bernama L.H.C. Tippett dalam aktifitas keperluannya di industri
tekstil. Selanjutnya digunakan dalam mengumpulkan informasi dalam mengenai
kerja mesin atau operatornya. Dikatakan efektif karena dengan cepat dan mudah
cara ini akan dapat dipakai untuk menentukan waktu longgar yang tersedia untuk
suatu pekerjaan, pendayagunaan mesin sebaik-baiknya, dan penetapan waktu baku
untuk proses produksi. Metode work sampling akan terasa jauh lebih efisien
karena informasi yang dikehendaki akan didapatkan dalam waktu yang relatif
lebih singkat dan dengan biaya yang tidak terlalu besar.
Sampling dalam bahasa asingnya
sering disebut work sampling, ratio delay study atau random observation method adalah
suatu teknik untuk mengadakan sejumlah besar pengamatan terhadap aktifitas
kerja dari mesin, peroses atau pekerja. Pengukuran kerja metode work sampling seperti
halnya pengukuran kerja pada jam henti dan diklasifikasikan sebagai pengukuran
kerja secara langsung, karena pelaksanaan kegiatan pengukuran harus secara
langsung ditempat kerja yang diteliti.
Teknik pengukuran cara langsung yang paling banyak digunakan adalah teknik Jam Henti (Stopwatch Time Study) dan teknik Sampling Pekerjaan (Work Sampling). Teknik sampling pekerjaan pada dasarnya dipilih sebagai teknik pengukuran untuk kondisi berikut:
Teknik pengukuran cara langsung yang paling banyak digunakan adalah teknik Jam Henti (Stopwatch Time Study) dan teknik Sampling Pekerjaan (Work Sampling). Teknik sampling pekerjaan pada dasarnya dipilih sebagai teknik pengukuran untuk kondisi berikut:
a.
Terdapat kesulitan
untuk mengenali siklus pekerjaan (terlalu besar)
b.
Penelitian
ditujukan untuk menggambarkan fakta (tingkat produktivitas)
c.
Pekerjaan
dilakukan oleh kelompok kerja
d.
Elemen pekerjaan
bervariasi dan terdapat aktivitas yang tidak menentu
Terdapat beberapa hal dasar yang penting dan perlu dipahami dalam melakukan pengukuran waktu kerja dengan work sampling. Hal-hal yang mendasar dan perlu diperhatikan dalam melakukan pengukuran waktu dengan work sampling adalah sebagai berikut:
a. Pengamatan yang dilakukan pada dasarnya adalah
mengamati apakah operator sedang dalam kondisi kerja atau menganggur.
b.
Pengamatan
tidak dilakukan secara terus menerus, melainkan hanya sesaat pada waktu yang
telah ditentukan secara acak (random).
c.
Melakukan
kunjungan ke operator yang akan diukur waktunya secara acak dan pengamatan
dilakukan dalam selang waktu yang tidak sama, didasarkan pada bilangan random yang
dikonversi ke satuan waktu.
Berbagai Kegunaan Work Sampling
Work sampling merupakan salah satu metode yang sangat bermanfaat dalam perhitungan waktu penyelesaian. Kegunaan-kegunaan lainnya dari work sampling adalah sebagai berikut:
Work sampling merupakan salah satu metode yang sangat bermanfaat dalam perhitungan waktu penyelesaian. Kegunaan-kegunaan lainnya dari work sampling adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui
distribusi pemakaian waktu sepanjang waktu kerja oleh pekerja atau kelompok
kerja.
b. Mengetahui tingkat pemanfaatan mesin-mesin
atau alat-alat di pabrik.
c. Menentukan waktu baku baku bagi
pekerja-pekerja tidak langsung.
d. Memperkirakan kelonggaran bagi suatu
pekerjaan.
Kegunaan-kegunaan work sampling seperti di atas merupakan kelebihan-kelebihan dari work sampling. Cara work sampling pada umumnya membutuhkan waktu yang lebih lama bahkan terkadang lebih lama dari jam henti.
Kegunaan-kegunaan work sampling seperti di atas merupakan kelebihan-kelebihan dari work sampling. Cara work sampling pada umumnya membutuhkan waktu yang lebih lama bahkan terkadang lebih lama dari jam henti.
Langkah-langkah sebelum Melakukan Work
Sampling
Langkah-langkah sebelum melakukan work sampling pada dasarnya sama dengan yang dilakukan pada jam henti. Berikut ini akan dijelaskan langkah-langkah yang dibutuhkan sebelum melakukan work sampling.
Langkah-langkah sebelum melakukan work sampling pada dasarnya sama dengan yang dilakukan pada jam henti. Berikut ini akan dijelaskan langkah-langkah yang dibutuhkan sebelum melakukan work sampling.
a. Menetapkan
tujuan pengukuran, hal ini mengenai untuk apa sampling dilakukan dan akan
menentukan besarnya tingkat ketelitian dan keyakinan.
b. Melakukan
penelitian pendahuluan untuk mengetahui ada tidaknya sistem kerja yang baik.
c. Memilih
operator-operator yang baik.
d. Mengadakan
latihan bagi para operator yang dipilih agar dapat terbiasa dengan sistem kerja
yang dilakukan.
e. Memisahkan
kegiatan sesuai yang ingin didapatkan.
f. Menyiapkan
peralatan yang diperlukan, yaitu papan pengamatan, lembaran-lembaran
pengamatan, pena, atau pensil.
Perbedaan antara Pengukuran dengan Jam Henti dan Work Sampling
Pengukuran dengan jam henti
dan work sampling pada dasarnya
memang sama-sama merupakan pengukuran langsung, namun keduanya tidak sama.
Terdapat beberapa perbedaan antara pengukuran dengan jam henti dan pengukuran
dengan work sampling. Berikut ini
adalah perbedaan di antara kedua cara pengukuran tersebut.
Tabel 1. Perbedaan antara Jam Henti dengan Work Sampling
Tabel 1. Perbedaan antara Jam Henti dengan Work Sampling
Cara Jam Henti
|
Cara Work Sampling
|
Digunakan
untuk pekerjaan rutin dan monoton
|
Digunakan
untuk pekerjaan bervariasi dan tidak rutin
|
Umumnya
digunakan untuk mengamati 1 orang
|
Dapat
digunakan untuk mengamati beberapa orang
|
Perhitungan
berdasarkan waktu
|
Perhitungan
berdasarkan proporsi
|
Siklus
pekerjaan pendek dan jelas
|
Siklus
pekerjaan tidak jelas
|
Pengamatan
dilakukan secara kontinu
|
Pengamatan
diskrit
|
Pemisahan Kegiatan untuk Work Sampling
Pemisahan kegiatan merupakan langkah yang agak berbeda dengan langkah serupa, yaitu pembagian pekerjaan atas elemen-elemennya pada cara jam henti. Pada cara work sampling, hal yang ingin diukur dipisahkan dari kegiatan-kegiatan lain yang mungkin terjadi. Contoh pemisahan demikian adalah kegiatan produktif dan non produktif. Bentuk lain yang lebih rumit adalah jika yang ingin diukur beberapa kegiatan sehingga kemungkinan pengelompokkannya akan seperti:
Pemisahan kegiatan merupakan langkah yang agak berbeda dengan langkah serupa, yaitu pembagian pekerjaan atas elemen-elemennya pada cara jam henti. Pada cara work sampling, hal yang ingin diukur dipisahkan dari kegiatan-kegiatan lain yang mungkin terjadi. Contoh pemisahan demikian adalah kegiatan produktif dan non produktif. Bentuk lain yang lebih rumit adalah jika yang ingin diukur beberapa kegiatan sehingga kemungkinan pengelompokkannya akan seperti:
Kegiatan 1: mengetik
Kegiatan 2: menerima instruksi pimpinan
Kegiatan 3: menelpon/melayani panggilan
telpon
Kegiatan 4: membereskan arsip-arsip
kantor
Kegiatan 5: tugas keluar kantor
Kegiatan 6: kegiatan lainnya
Contoh ini dapat menunjukkan bahwa pengukur mungkin ingin mengetahui bagaimana distribusi penggunaan waktu bagi kegiatan-kegiatan 1 sampai dengan 5. Kegiatan-kegiatan lainnya yang tidak begitu penting seperti mengobrol, membaca surat kabar, menganggur, dan sebagainya tidak menjadi perhatian. Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa kegiatan tersebut harus mutually exclusive, hal ini berarti suatu kegiatan terpisah sama sekali dan lainnya, dan jumlah semua kegiatan tersebut adalah semua kegiatan yang mungkin terjadi di tempat pekerjaan berlangsung.
Contoh ini dapat menunjukkan bahwa pengukur mungkin ingin mengetahui bagaimana distribusi penggunaan waktu bagi kegiatan-kegiatan 1 sampai dengan 5. Kegiatan-kegiatan lainnya yang tidak begitu penting seperti mengobrol, membaca surat kabar, menganggur, dan sebagainya tidak menjadi perhatian. Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa kegiatan tersebut harus mutually exclusive, hal ini berarti suatu kegiatan terpisah sama sekali dan lainnya, dan jumlah semua kegiatan tersebut adalah semua kegiatan yang mungkin terjadi di tempat pekerjaan berlangsung.
Melakukan Work Sampling
Cara
melakukan sampling pengamatan dengan work sampling juga tidak berbeda dengan
yang dilakukan untuk cara jam henti. Terdapat tiga langkah untuk melakukan work
sampling, yaitu melakukan sampling pendahuluan, menguji keseragaman data, dan menghitung
jumlah pengamatan yang diperlukan.
Metode work
sampling dapat digunakan untuk menetapkan waktu lonngar (allowance) maka satu
hal yang harus ditetapkan terlebih dahulu adalah membakukan metode kerja yang
digunakan (standardized method). Sebagai bagian dari aktivitas pengukuran
kerja, maka metode work sampling juga
harus dikaitkan dengan proses penyederhanaan kerja (work simplification).
Tujuan utama dari work simplification adalah berusaha untuk menekan
aktivitas-aktivitas yang diklasifikasikan sebagai non produktif sampai
persentase terkecil. Hal ini bisa dilaksanakan dengan cara memperbaiki metode
kerja, alokasi perbedaan mesin/manusia secara tepat, dan lain-lain.
Aplikasi
Work Sampling untuk Menghitung Kelonggaran (Allowance)
Work sampling dapat digunakan untuk
mendapatkan besarnya kelonggaran. Terdapat tiga macam kelonggaran, yaitu
kelonggaran untuk kebutuhan pribadi, menghilangkan rasa fatique, dan untuk
hambatan-hambatan yang tak terhindarkan. Pemisahan kegiatan untuk ketiga macam
kelonggaran tersebut dapat dibentuk seperti berikut:
Kegiatan 1: kegiatan
untuk kebutuhan pribadi
Kegiatan 2: kegiatan
untuk menghilangkan rasa fatique
Kegiatan 3: hambatan-hambatan
yang tidak terhindarkan
Kegiatan 4: lain-lain
Langkah berikutnya mengikuti langkah-langkah work sampling. Kegiatan-kegiatan 1, 2, dan 3 dapat digabungkan menjadi satu, yaitu “kegiatan kelonggaran” sehingga menjadi:
Kegiatan 1: kegiatan
kelonggaran
Kegiatan 2: lain-lain
Cara demikian memang lebih sederhana, sebab jumlah pengamatan yang diperlukan lebih sedikit, namun tidak diketahui secara terperinci. Penguraian yang lebih terperinci dapat juga dilakukan, misalnya menjadi:
Cara demikian memang lebih sederhana, sebab jumlah pengamatan yang diperlukan lebih sedikit, namun tidak diketahui secara terperinci. Penguraian yang lebih terperinci dapat juga dilakukan, misalnya menjadi:
Kegiatan
1: bercakap-cakap sekedarnya
Kegiatan
2: minum sekedarnya
Kegiatan
3: ke kamar kecil
Kegiatan
4: berhenti waktu istirahat
Cara seperti ini dapat mengetahui kelonggaran untuk setiap macam kegiatan yang bersangkutan, tetapi cara ini menuntut jumlah pengamatan yang lebih banyak karena persentase setiap kegiatan yang terperinci ini kecil atau sangat kecil.
Terdapat dua hal yang harus diperhatikan jika ingin menggunakan work sampling untuk menentukan kelonggaran. Hal yang pertama adalah sifat kegiatan dari kelonggaran yang tidak selalu tampak sebagai kegiatan yang berdiri sendiri. Misalnya, untuk menghilangkan rasa fatique operator tidak selalu berhenti bekerja, tetapi dapat dengan melambatkan kecepatan kerja.
Hal yang kedua adalah operator yang diukur harus seorang yang melakukan kegiatan-kegiatan kelonggaran secara wajar, artinya tidak bercakap-cakap terlampau banyak, sering minum atau ke kamar kecil, dan sebagainya. Hal ini adalah untuk menjamin agar kelonggaran yang diberikan kepada operator tersebut merupakan kelonggaran yang sepantasnya.
Aplikasi
Work Sampling untuk Kegiatan Perkantoran
Work sampling dapat dimanfaatkan
dalam kegiatan perkantoran. Penerapan
work sampling dalam kegiatan perkantoran pada umumnya bertujuan untuk mengamati
perilaku pekerja kantor (clerical workers) sehingga pada akhirnya dapat
meningkatkan efisiensi kerja dan mengurangi biaya overhead. Berikut ini akan
diuraikan beberapa kegunaan dari work sampling pada kegiatan perkantoran.
a. Mengidentifikasi kegiatan produktif
dan non produktif.
b.
Memperbaiki
aktivitas supervisor.
c. Menopang usulan penambahan jumlah
personil.
d. Mengidentifikasi job content atau job
description.
Referensi
http://dian.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/3667/SAMPLING+PEKERJAAN.pdf
http://dian.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/3667/SAMPLING+PEKERJAAN.pdf
http://www.scribd.com/doc/33692464/null
Sutalaksana,
Anggawisastra. 1979. Teknik Tata Cara Kerja. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Wignjosoebroto, Sritomo. 1992. Teknik Tata Cara dan
Pengukuran Kerja. Surabaya: PT. Guna Widya
No comments:
Post a Comment