Search This Blog

Total Pageviews

Monday, May 31, 2010

Sisi Negatif Penggunaan AC (Air Conditioner)

Penggunaan Air Conditioner (AC) sebagai alternatif untuk mengganti ventilasi alami dapat meningkatkan kenyamanan dan produktivitas kerja, namun AC yang jarang dibersihkan akan menjadi tempat nyaman bagi mikroorganisme untuk berkembang biak. Kondisi tersebut mengakibatkan kualitas udara dalam ruangan menurun dan dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan.

                                  

Banyaknya aktivitas di dalam gedung dapat meningkatkan jumlah polutan dalam ruangan. Kenyataan ini menyebabkan risiko terpaparnya polutan dalam ruangan terhadap manusia semakin tinggi, namun hal ini masih jarang diketahui oleh masyarakat.

Pada dasarnya, desain AC yang dipakai untuk mengatur suhu ruangan secara kontinu dapat mengeluarkan sebagian bahan polutan. Namun, kadar gas-gas SO2, CO2, dan O2  di dalam ruangan tidak dipengaruhi oleh keberadaan AC. Hasil pemeriksaan The National Institute of Occupational Safety and Health (NIOSH), menyebutkan ada 5 sumber pencemaran di dalam ruangan yaitu (Aditama, 2002) :

  1. Pencemaran dari alat-alat di dalam gedung seperti asap rokok, pestisida, dan bahan-bahan pembersih ruangan.
  2. Pencemaran di luar gedung meliputi masuknya gas buangan kendaraan bermotor, gas dari cerobong asap atau dapur yang terletak di dekat gedung, dimana semuanya dapat terjadi akibat penempatan lokasi lubang udara yang tidak tepat.
  3. Pencemaran akibat bahan bangunan meliputi pencemaran formaldehid, lem, asbes, fibreglass dan bahan-bahan lain yang merupakan komponen pembentuk gedung tersebut.
  4. Pencemaran akibat mikroba, dapat berupa bakteri, jamur, protozoa dan produk mikroba lainnya yang dapat ditemukan di saluran udara dan alat pendingin beserta seluruh sistemnya.
  5. Gangguan ventilasi udara, berupa kurangnya udara segar yang masuk, serta buruknya distribusi udara dan kurangnya perawatan sistem ventilasi udara.

Tanpa sadari, kita banyak menghabiskan waktu di dalam ruangan ber-pendingin udara atau air conditioner (AC). Mulai dari kantor, mobil, angkutan umum, pertokoan, hingga kamar tidur. Kita sekadar mencari kenyamanan di tengah iklim tropis yang mudah membuat gerah, tanpa peduli efek buruk di balik kenyamanan hawa dingin yang dihasilkan mesin penyejuk ruangan (AC). Sesungguhnya, berada di ruang ber-AC dalam waktu yang terlalu lama dapat menyebabkan beberapa gangguan kesehatan, antara lain:

 

1. Kegemukkan (Obesitas)

Sejumlah penelitian menyajikan fakta bahwa suhu udara yang nyaman menjadi salah satu dari 10 penyebab utama kenaikan berat badan. Suhu udara yang nyaman seringkali membuat orang malas bergerak.

 

Minimnya aktivitas tubuh sesungguhnya meniadakan pelepasan energi pembakaran lemak. Dalam jangka panjang, timbunan lemak akan terakumulasi dan memicu obesitas. Sebab itu, mereka yang terbiasa hidup di ruangan ber-AC disarankan memiliki jadwal rutin berolah raga untuk membakar lemak tubuh.

 

2. Sick Building Syndrom

Perbedaan suhu udara antara ruangan berpendingin udara dan di luar ruangan bisa mempengaruhi daya tahan tubuh. Beranjak ke ruang dingin dalam kondisi bercucur keringat usai melakukan aktivitas di bawah sinar matahari bisa mengakibatkan sakit kepala, lemas, sesak napas, bahkan sulit berkonsentrasi.

 

3. Penularan Penyakit

Hampir semua ruang berpendingin udara minim ventilasi. Kondisi ini membuat sirkulasi udara tidak lancar dan hanya menghasilkan udara daur ulang. Saat salah satu penghuninya membawa virus, otomatis virus itu akan terperangkap di ruangan sehingga berpotensi menular ke penghuni lain dengan cepat.

 

4. Penuaan Kulit

Mesin pendingin udara bekerja menurunkan temperatur udara dengan menangkap partikel-partikel air di udara untuk memproduksi hawa dingin. Kondisi ini secara tak langsung menurunkan kelembaban udara yang memicu masalah kulit kering.

 

Jika sebagian besar waktu kita habis di ruang berpendingin udara, biasakan menggunakan pelembab ekstra untuk kulit. Kita harus memiliki cara untuk menjaga kelembaban kulit demi mempertahankan elastisitasnya.

 

5. Menurunkan Semangat di Pagi Hari

Sebuah hasil penelitian di Singapura menunjukkan, bahwa tidur dengan menyalakan AC di malam hari, dan menutup rapat semua jendela, dapat menyebabkan tidak bersemangat setelah bangun. Hal ini dikemukakan oleh Rektor Fakultas Teknik Universitas Nasional Singapura Wang Nuoxian yang telah menghabiskan waktu selama 2 tahun untuk meneliti kebiasaan tidur 300 warga Singapura. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketika sejumlah besar orang menyalakan AC dan menutup rapat semua jendela, maka dapat mengakibatkan akumulasi karbon dioksida ke dalam ruangan, menyebabkan kepala mereka pusing berdenyut ketika bangun pagi, dan tidak bersemangat.

 

Hal yang sama dikemukakan oleh Dr. Wendra Ali. Sp.S, spesialis saraf di RS Internasional Bintaro. Menurutnya, suhu yang kelewat dingin dan semburan udara yang langsung dari AC maupun kipas angin yang mengenai wajah, kepala, dan leher dalam waktu lama (misalnya saat tidur malam), bisa menyebabkan beberapa gangguan saraf. Hal ini dapat memicu seseorang menjadi lesu dan tidak bersemangat.

 

Berbagai efek buruk itulah yang kemudian dijadikan acuan untuk mengembangkan teknologi pendingin udara yang lebih menyehatkan. Hal inilah yang menyebabkan kita sering mendapati produsen mesin pendingin udara (AC) yang menjanjikan berbagai inovasi terhadap produknya, seperti perlindungan dari virus dan sebagainya.

 

Berikut ini adalah beberapa cara untuk menghindari dampak negatif AC:

  • Sebaiknya luangkan waktu Anda, walau sedikit, untuk berjalan-jalan keluar ruangan. Selain baik bagi tubuh, pikiran juga akan terasa lebih rileks.
  • Jangan biarkan udara AC langsung mengenai tubuh karena dapat berefek buruk pada kesehatan.
  • Aktifitas fisik, terlebih olahraga teratur, sangat dianjurkan. Termasuk pula Anda yang menjalani rutinitas sehari-hari di ruang ber-AC.
  • Jagalah kebersihan. Secanggih apapun fasilitas yang Anda gunakan demi kenyamanan Anda bekerja, tidak akan efektif jika Anda tidak menjaga kebersihan ruangan tersebut.
  • Biarkan sesekali udara dan cahaya masuk ke dalam ruangan ber-AC Anda, untuk memberikan efek fresh pada udara dalam ruangan tersebut.
  • Letakkan tanaman indoor di tempat Anda bekerja, tanaman tersebut sangat membantu mengurangi dampak polusi.
  • Bagi pekerja kantor, jujurlah pada diri sendiri, jika kondisi kesehatan sedang tidak fit, sebaiknya minta izin untuk tidak masuk daripada menularkan penyakit pada orang lain.
  • Gunakan hanya AC yang bebas CFC atau freon, karena ratifikasi standar lingkungan dunia sudah mengharuskan penghapusan terhadap CFC yang dapat mengakibatkan kerusakan lapisan ozon dalam waktu yang lama.

 

 

 

 

REFERENSI

 

http://fajj27blog.wordpress.com

http://www.adipedia.com

http://www.kaskus.us

http://www.lintasberita.com

Sunday, May 30, 2010

Green Roof : Alternatif untuk Meredam Dampak Pemanasan Global

Atap hijau (green roof) adalah atap sebuah bangunan yang sebagian atau seluruhnya ditutupi dengan vegetasi dan media tumbuh, ditanam di atas membran anti air. Ini juga termasuk lapisan tambahan seperti penghalang akar dan drainase sebagai sistem irigasi. (Penggunaan "hijau" mengacu pada tren yang berkembang secara ramah lingkungan dan tidak mengacu pada atap yang hanya berwarna hijau, seperti genteng berwarna hijau atau herpes zoster.)

Green roof Juga dikenal sebagai "atap yang hidup", green roof dibuat untuk beberapa tujuan, antara lain:

  • Menyerap air hujan
  • Menyediakan zona isolasi bagi penghijauan
  • Menciptakan habitat bagi satwa liar
  • Membantu untuk menurunkan suhu udara perkotaan
  • Mengurangi efek pemanasan global 

Ada dua jenis green roof, yaitu:

  • Atap intensif (intensive roof): lebih tebal dan dapat mendukung berbagai tanaman yang lebih luas tetapi lebih berat dan memerlukan perawatan lebih.
  • Atap yang luas: tertutup lapisan vegetasi, lebih terang dan lebih ringan daripada atap intensif.

Istilah green roof juga dapat digunakan untuk menunjukkan atap yang menggunakan beberapa bentuk "teknologi hijau", seperti atap dingin, atap dengan kolektor panas matahari atau modul fotovoltaik. Green roof juga disebut sebagai eco-roof, oikosteges, atap tumbuhan, dan atap hidup.

 

Manfaat Lingkungan

Green roof  digunakan untuk:

  • Mengurangi pemanasan (dengan menambahkan massa dan nilai resistansi termal).

          Sebuah studi (tahun 2005) oleh Brad Bass dari University of Toronto menunjukkan bahwa green roof

          juga dapat mengurangi hilangnya panas dan konsumsi energi dalam kondisi musim dingin.

  • Mengurangi pendinginan pada bangunan hingga 50-90 %.
  • Penciptaan habitat alam.
  • Penyaring polutan dan karbon dioksida dari udara yang membantu mengurangi dampak penyakit pernapasan, seperti asma.
  • Penyaring polutan dan logam berat dari air hujan.
  • Mengurangi pencemaran suara; tanah membantu untuk memblokir frekuensi yang lebih rendah dan tanaman dapat memblokir frekuensi yang lebih tinggi.
  • Sebagai ruang penghijauan.

             


Jenis-Jenis Green Roof

Green roof dapat dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu intensive green roof, semi-intensive, dan extensive green roof.  Penggolongan tersebut dilakukan berdasarkan pada kedalaman penanaman dan jumlah perawatan yang dibutuhkan. Green roof yang membutuhkan kedalaman tanah yang wajar untuk menanam tanaman besar atau rumput konvensional, dianggap "intensif" karena bersifat padat karya, membutuhkan irigasi, dan perawatan lainnya. Intensive green roof dapat mencakup berbagai tumbuhan ringan, semak-semak, dan berbagai pohon kecil. Sebaliknya, extensive green roof dirancang untuk dapat mandiri dan hanya memerlukan pemeliharaan yang minimum, mungkin hanya dilakukan satu kali penyiangan dalam setahun, atau pemberian pupuk yang tidak terlalu sering untuk meningkatkan pertumbuhan. Extensive green roof biasanya hanya diakses untuk pemeliharaan. Atap jenis ini dapat didirikan pada lapisan sangat tipis dari "tanah" (paling hanya menggunakan kompos khusus yang diformulasikan.), bahkan lapisan tipis rockwool dapat langsung diletakkan ke atas lapisan kedap air dan dapat mendukung penanaman beberapa spesies tanaman tertentu, misalnya lumut.

 

Sejarah Green Roof

Green roof memiliki sejarah panjang yang berawal dari berabad-abad yang lalu. Modern green roof, yang terbuat dari sistem lapisan dan diproduksi untuk ditempatkan di atas atap agar mendukung media tumbuh dan vegetasi, adalah fenomena yang relatif baru. Namun, green roof atau atap rumput di bagian utara Skandinavia telah ada selama berabad-abad. Green roof mulai mengalami perkembangan pesat untuk diproduksi secara massal ketika atap tersebut dikembangkan di Jerman pada tahun 1960, dan telah menyebar ke berbagai negara. Hari ini, diperkirakan bahwa sekitar 10% dari seluruh atap rumah penduduk di Jerman telah menggunakan green roof. Green roof juga menjadi semakin populer di Amerika Serikat, meskipun penduduk di sana tidak begitu antusias seperti penduduk di Eropa.

 

Sejumlah negara Eropa memiliki asosiasi yang sangat aktif dalam mempromosikan green roof, seperti Jerman, Swiss, Belanda, Italia, Austria, Hungaria, Swedia, Inggris dan Yunani. Terdapat banyak pengembang yang sudah membayar untuk menginstal green roof sejak tahun 1983 di kota Linz, Austria. Sementara itu di negara Swiss, penggunaan green roof sebagai atap rumah penduduk telah menjadi hukum federal sejak akhir tahun 1990-an. Penggunaan green roof sebagai atap rumah dan gedung perkantoran juga mendapat dukungan yang cukup baik dari beberapa kota di Inggris, seperti kota London dan Sheffield.

                 


Biaya Pemasangan Green Roof

Pemasangan green roof dengan benar dapat membutuhkan biaya sekitar 5-10 dolar per kaki persegi. Green roof yang dipasang secara profesional dan terintegrasi di Eropa memerlukan biaya antara 100-200 euro per meter persegi. Biaya yang dibutuhkan tergantung pada jenis green roof, struktur bangunan, dan tanaman apa yang dapat tumbuh pada bahan yang ada di atas atap. Beberapa biaya juga dapat dikaitkan dengan pemeliharaan. Extensive green roof membutuhkan pemeliharaan yang rendah tetapi pada umumnya tidak benar-benar bebas dari pemeliharaan. Pemeliharaan green roof sesungguhnya cukup sering dibutuhkan, seperti pemupukan untuk meningkatkan kesuburan atap, menutupi tanaman berbunga, dan mengairi atap. Hal inilah yang menyebabkan biaya perawatan green roof menjadi cukup mahal.

 

Kelemahan Green Roof

Kelemahan utama dari green roof adalah biaya awal yang cukup mahal. Beberapa jenis green roof memang menuntut standar struktural bangunan yang lebih kompleks, terutama di wilayah gempa dunia. Beberapa bangunan yang ada tidak dapat dipasang dengan beberapa jenis green roof  karena beban berat substrat dan vegetasi yang melebihi standar pembebanan biasa. Besarnya biaya yang dibutuhkan tergantung pada jenis green roof yang digunakan, biaya pemeliharaan bisa lebih tinggi, tetapi terdapat beberapa jenis green roof  yang hanya membutuhkan biaya pemeliharaan yang lebih hemat. Penggunaan green roof yang tidak memakai bahan-bahan yang terbaik juga dapat menyebabkan kebocoran pada atap, baik karena banyaknya air yang tertahan di atas atap maupun karena akar tanaman menembus sistem anti air atap. Sistem anti air yang dibangun dengan komposisi struktur yang baik akan meningkatkan biaya awal intalasi green roof, namun terdapat fakta penelitian bahwa sistem anti air green roof yang terpasang dengan baik akan melindungi membran anti air dari unsur-unsur perusak, terutama sinar UV. Hal ini membuat daya tahan membran anti air dapat meningkat sampai dua kali lipat atau bahkan tiga kali lipat. Oleh sebab itu, tentunya lebih baik jika sistem anti air yang diterapkan pada green roof adalah sistem dengan komposisi bangunan yang kualitasnya terbaik, meskipun biaya yang dibutuhkan lebih mahal daripada instalasi standar. Tingginya biaya instalasi tersebut tidaklah terlalu merugikan jika dibandingkan biaya perbaikan terhadap kebocoran sistem green roof yang mungkin terjadi bila menggunakan komponen yang tidak memenuhi standar instalasi.

 

Komponen Pokok Teknologi Green Roof   

Berikut ini adalah komponen-komponen pokok yang diperlukan untuk menerapkan teknologi green roof.  

     


Penerapan Green Roof di Indonesia

Green roof memiliki banyak manfaat untuk mengurangi dampak negatif pemanasan global. Sesungguhnya, green roof merupakan alternatif  yang baik bagi orang yang akan membangun suatu rumah atau gedung untuk ikut berkontribusi meredam efek pemanasan global. Sayangnya, teknologi ini masih belum banyak diketahui oleh masyarakat Indonesia, padahal Indonesia merupakan salah satu negara yang termasuk 5 besar negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Bayangkan saja jika seluruh rumah dan gedung di Indonesia menerapkan teknologi green roof sebagai atap, betapa besarnya kontribusi bangsa kita untuk menyelamatkan dunia dari efek negatif pemanasan global.

Terdapat dua kendala utama penerapan teknologi green roof di Indonesia, yaitu:

  • Pertama, terbatasnya jumlah tenaga ahli di Indonesia yang mampu melakukan instalasi green roof. Kendala ini juga didukung dengan masih terbatasnya pengetahuan sebagian besar masyarakat Indonesia tentang teknologi green roof.
  • Kedua, penduduk Indonesia sebagian besar merupakan masyarakat menengah ke bawah, sehingga kondisi keuangan sebagian besar masyarakat Indonesia tidak dapat menyanggupi instalasi green roof apalagi ditambah dengan biaya pemeliharaan green roof yang terus menerus. Kondisi keuangan tersebut diperparah dengan keadaan Indonesia yang merupakan negara rawan gempa karena posisi Indonesia berada di jalur pegunungan sirkum pasisfik, di mana masih banyak terdapat gunung berapi yang masih aktif. Keadaan alam Indonesia tersebut menyebabkan biaya instalasi green roof semakin mahal, sebab teknologi pondasi bangunan dan atap harus lebih banyak pertimbangan dan menggunakan teknik-teknik khusus.     
 

 

REFERENSI

 

http://en.wikipedia.org/wiki/Green_roof

http://greenroofs.org

http://skripsi-tesis.com/docs/green+roofs+for+healthy+cities

http://translate.google.com

Friday, May 28, 2010

Dampak Pelaksanaan Softskill Bagi Mahasiswa

Universitas Gunadarma adalah salah satu universitas yang mengutamakan penyelenggaraan pendidikan berbasis IT (Informasi Teknologi). Hal tersebut didasarkan pada pentingnya penerapan IT dan komputer di kalangan mahasiswa untuk menunjang proses belajar, sehingga diharapkan prestasi yang dapat diraih tiap-tiap mahasiswa dapat lebih meningkat.  Salah satu wujud nyata dari penyelenggaraan pendidikan berbasis IT adalah diberlakukannya mata kuliah softskill bagi setiap mahasiswa.

Dalam mata kuliah softskill, tiap-tiap mahasiswa dituntut untuk menguasai dasar-dasar pengoperasian komputer, mampu memakai beberapa software standar (seperti Ms. Word), menguasai cara mengirim surat elektronik (e-mail), dan menguasai cara menulis suatu artikel yang selanjutnya dipublikasikan dalam blog pribadi masing-masing mahasiswa. Selain itu, Universitas Gunadarma juga mendukung mahasiswa agar dapat mengetahui berbagai hal yang penting terkait tentang perkulahan dengan memberikan fasilitas akun pribadi mahasiswa (Student Site). Akun pribadi tersebut tidak hanya dapat digunakan sebagai media informasi bagi mahasiswa, tetapi juga sebagai sarana bagi setiap mahasiswa untuk mencantumkan tugas-tugas terkait dengan mata kuliah softskill.

Pelaksanaan softskill  secara tidak langsung menuntut mahasiswa untuk memiliki blog pribadi agar dapat mengerjakan tugas-tugas mata kuliah softskill. Saat ini, telah banyak situs-situs yang menyediakan jasa pembuatan blog pribadi yang sifatnya mudah dan gratis, sehingga pembuatan blog pribadi secara teknis memang tidak begitu menyulitkan mahasiswa. Teknik-teknik dalam membuat suatu artikel pada blog pribadi memang tidaklah begitu sulit dan relatif mudah untuk dipelajari. Mahasiswa yang membuat blog pribadi, secara otomatis akan terpacu untuk meningkatkan kreatifitasnya dalam menulis, supaya blog pribadinya memiliki berbagai artikel menarik dan dapat menjadi blog yang disenangi banyak orang.

Jika dicermati lebih mendalam, pelaksanaan softskill sesungguhnya sangat bermanfaat bagi mahasiswa. Mahasiswa dapat menjadi lebih menguasai internet dan termotivasi untuk lebih kreatif dalam menulis. Biaya untuk memenuhi tugas-tugas dalam mata kuliah softskill sebenarnya lebih hemat dibandingkan dengan tugas-tugas mata kuliah lain yang seringkali dikumpulkan dalam bentuk makalah, paper, slide presentasi, Laporan-laporan, dan sebagainya. Pengerjaan tugas mata kuliah softskill pun sesungguhnya relatif lebih mudah dibandingkan mata kuliah lain, sebab tugas-tugas dalam mata kuliah softskill pada dasarnya tidak menuntut terlalu banyak aturan (manner), yang penting adalah isinya benar (sesuai dengan topik utama yang dibahas) dan menarik untuk dibaca.

Selain memiliki banyak manfaat, pelaksanaan mata kuliah softskill ternyata juga meiliki beberapa masalah. Masalah-masalah tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

  • Fasilitas jaringan internet belum tentu dimiliki oleh semua mahasiswa di rumahnya masing-masing. Mahasiswa yang di rumahnya tidak tersedia jaringan internet akan mengalami kesulitan karena harus menyewa jasa warnet setiap kali ingin mengumpulkan tugas. Universitas Gunadarma memang menyediakan internet lounge bagi mahasiswa agar dapat menggunakan jaringan internet secara gratis, namun jumlah penggunanya masih terbatas dan waktu pemakaiannya hanya selama 20 menit per mahasiswa. Jika seorang mahasiswa hanya memiliki waktu untuk mengumpulkan tugas softskill pada malam hari, maka mahasiswa tersebut harus menggunakan jasa warnet, karena internet lounge di kampus tidak buka sampai malam hari. Dengan demikian, masih ada kendala yang cukup berarti bagi mahasiswa yang tidak memiliki jaringan internet di rumahnya.
  • Mata kuliah softskill yang selalu menggunakan internet sebenarnya menunjukkan bahwa mata kuliah ini sangat tergantung pada koneksi internet. Hal ini menunjukkan bahwa jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan pada situs tertentu yang dibutuhkan (misalnya terjadi error pada situs blog pribadi atau situs student site sedang mengalami gangguan), maka secara otomatis mahasiswa yang bersangkutan tidak dapat mengumpulkan tugas-tugasnya sekalipun semua tugasnya sudah diselesaikan.
  • Mata kuliah softskill sebenarnya adalah mata kuliah biasa yang dijadikan softskill, sehingga terjadi perubahan sistem belajar-mengajar antara dosen dan mahasiswa. Perubahan tersebut adalah pada waktu mengajar dosen yang tidak diwajibkan full time, hal ini membuat ilmu yang diperoleh mahasiswa benar-benar hanya tergantung pada diri mahasiswa itu sendiri. Jika mahasiswa antusias dalam memperdalam ilmunya terkait dengan mata kuliah tersebut, maka dia akan semakin kaya akan ilmu, namun jika seorang mahasiswa kurang / tidak antusias, maka ilmu yang didapatkannya pun tidak akan mendalam.

 

Demikian pendapat saya tentang dampak pelaksanaan softskill bagi mahasiswa, semoga artikel saya ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

 

Penulis:  Jack Joe

Thursday, May 27, 2010

Perjalanan Kuliah-Ku (Sebuah Pengalaman Pribadi)

Kuliah adalah salah satu impian terbesar saya ketika saya masih duduk di bangku SMP. Impian tersebut semakin terbayang-bayang dalam benak saya ketika saya beranjak SMA. Di masa itu, saya seringkali membayangkan betapa indahnya dunia perkuliahan, dimana cara berpakaian boleh bebas, tidak ada lagi guru yang mengatur-atur gaya rambut saya, dan tidak ada lagi saat-saat di mana saya harus berpacu dengan waktu untuk menghindari pintu gerbang yang akan ditutup. Selain hal-hal tersebut, saya juga menyangka bahwa dunia perkuliahan itu tidak akan terlalu memusingkan, sebab apa yang akan saya pelajari kelak adalah ilmu tertentu yang bersifat spesifik, sehingga pikiran saya akan terfokus pada suatu bidang ilmu dan tidak bercabang ke mana-mana. Seperti itulah gambaran yang terbayangkan dalam benak saya mengenai dunia kuliah, betapa menyenangkan.
Waktu terus berlalu, sampai akhirnya tibalah saya pada suatu masa di mana saya telah dinyatakan lulus SMA serta harus memilih kampus yang akan menjadi tempat kuliah saya. Pikiran saya telah terlanjur senang dan bangga, sebab saya telah berhasil melalui masa-masa yang begitu menantang selama di SMA saya tercinta (SMAN 81 Jakarta) dan sekarang telah tiba saatnya di mana saya akan menggapai salah satu impian saya, yaitu mengecap nikmatnya bangku perkuliahan. Banyak tawaran yang menggiurkan dari kampus-kampus yang ada di sekitar saya, baik kampus negeri maupun swasta. Setelah melalui berbagai pertimbangan dari faktor biaya, jarak, kualitas kampus, spesifikasi jurusan, dan faktor-faktor lainnya, maka saya dan orang tua akhirnya sepakat memutuskan untuk memilih Universitas Gunadarma sebagai tempat kuliah saya serta memilih untuk menekuni bidang ilmu dalam jurusan Teknik Industri di universitas tersebut.
Masa-masa awal perkuliahan yang saya lalui di Gunadarma sepertinya mirip dengan apa yang dialami teman-teman saya yang berkuliah di kampus lain, bahkan sepertinya Masa Orientasi (PPS-PPT) yang saya alami di Gunadarma tampaknya tidak seberat apa yang dialami teman saya di kampus lain. Singkat cerita, Masa Orientasi (PPS-PPT) selesai dan saya ditempatkan di kelas 1ID03, di mana saya bertemu teman-teman yang serba unik dan menyenangkan. Seperti kebanyakan orang, adaptasi adalah proses yang cukup menyulitkan dan akan menentukan citra diri seseorang selama dia berada di dalam lingkungan tersebut, hal itu pun berlaku bagi saya. Saya adalah seseorang yang berkarakter ‘agak’ pendiam, hal ini pun cukup menjadi penghalang tersendiri bagi saya dalam bergaul dengan teman-teman sekelas. Setelah menjalani perkuliahan selama satu minggu, saya mulai bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan kelas saya dan mulai dekat dengan beberapa teman. Suatu hari (kira-kira setelah dua minggu menjalani perkuliahan), tiba-tiba saya dipilih oleh teman-teman sebagai ketua kelas (entah untuk berapa periode...?). Seperti pada berbagai tempat di tanah air, hukum voting (pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak) pasti berlaku. Hal inilah yang membuat saya tidak dapat menolak hasil keputusan teman-teman sekelas. Sesudah hari pemilihan tersebut, dunia perkuliahan yang ada dalam benak saya selama ini tiba-tiba berubah 180°. Ternyata, kuliah itu tidaklah sesantai yang saya bayangkan. Banyak tugas-tugas yang harus dipenuhi, baik tugas-tugas yang berasal dari dosen, maupun tugas-tugas yang berasal dari kewajiban saya sebagai ketua kelas. Memang, sebenarnya tugas saya sebagai ketua kelas tidaklah begitu berat, seperti mengkoordinasi kelas dalam berbagai hal atau mempublikasikan hal-hal penting kepada teman-teman sekelas, namun di dalam setiap tugas-tugas tersebut sesungguhnya dituntut tanggung jawab dan rasa peduli dari diri saya demi kepentingan teman-teman sekelas.
Dunia perkuliahan yang saya jalani selama semester pertama ternyata cukup berat dan tidak sesuai dengan khayalan saya selama ini. Meskipun demikian, terdapat berbagai hal dan peristiwa yang berkesan bagi saya. Hal-hal yang berkesan tersebut cukup menghibur saya di tengah-tengah kejenuhan yang sempat saya alami. Setelah melalui semester pertama, saya baru menyadari bahwa ternyata segala kesulitan yang saya alami selama ini cukup banyak memberikan manfaat bagi saya. Manfaat tersebut antara lain :
    a.  Mengasah kemampuan saya dalam memimpin sekelompok orang.
    b.  Melatih saya sebagai seseorang yang peka dan peduli terhadap lingkungan sekitar. 
    c.  Mengajarkan saya untuk tetap bersikap benar meskipun kenyataan yang saya alami tidak sesuai dengan harapan.
    d.  Membuat saya paham akan makna solidaritas yang sebenarnya (bukan solidaritas yang salah dan tidak bertanggung jawab).
Perkuliahan selama semester pertama bagi saya tidaklah seberat perkuliahan di semester kedua yang sedang saya alami saat ini (meskipun masa-masa sulitnya saat ini telah berlalu). Semester kedua merupakan masa di mana sangat banyak tugas yang harus dikumpulkan dalam waktu yang relatif cepat bagi saya. Tugas yang benar-benar berkesan adalah pembuatan Bendel (Laporan Akhir Praktikum Statistika Industri 1). Tugas yang satu ini sangat berkesan bagi saya dan teman-teman di 1ID03 karena perjuangan yang telah kami lalui bersama cukup berat, banyak pengorbanan yang telah diberikan demi terwujudnya Bendel tersebut. Proses pembuatan Bendel yang berat sesungguhnya memberikan makna tersendiri bagi kelas kami. Makna tersebut adalah semakin terasahnya kekompakkan kelas kami dalam menghadapi masa sulit bersama-sama. Di masa tersebut juga terjalin rasa saling mempercayai satu sama lain yang selanjutnya melahirkan solidaritas yang lebih tinggi lagi di antara sesama teman sejurusan, khususnya antar teman-teman sekelas. Begitu banyak manfaat dan makna di balik setiap masa sulit yang saya tempuh. Ketidaksesuaian antara khayalan saya selama ini tentang dunia perkuliahan dengan kenyataan yang terjadi dalam dunia perkuliahan sesungguhnya, sekarang dapat saya maknai sebagai suatu kenyataan yang harus saya tempuh sekalipun berat dan menuntut banyak pengorbanan. Saya merasakan kepuasan tersendiri setelah saya berhasil menuntaskan tugas-tugas berat tersebut. Saat ini, saya memutuskan untuk mulai bersikap positif dalam menjawab segala tantangan perkuliahan selama 3 tahun ke depan. Saya jadi teringat akan dua pepatah klasik yang mengatakan “Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian, bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian” dan “Hidup adalah perjuangan”. Saya menyadari bahwa setiap tantangan yang saya hadapi dalam dunia perkuliahan, meskipun itu berat, namun pasti kelak suatu hari nanti akan kembali mendatangkan manfaat bagi saya sendiri. Makna lainnya yang saya ambil sebagai salah satu pedoman hidup saya juga dicerminkan seperti pepatah yang ke-2, selama saya masih hidup, maka saya harus terus berjuang untuk menjawab tuntutan zaman, berjuang untuk meraih impian saya, berjuang demi masa depan saya.


Sekian kisah perjalanan singkat saya di dunia perkuliahan yang baru semester kedua ini, semoga kisah saya ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, khususnya bagi para mahasiswa yang mulai merasa jenuh dengan dunia perkuliahan. Hati boleh jenuh, namun jangan sampai semangat dalam menggali ilmu menjadi padam.


Penulis: Jack Joe  

Saturday, May 22, 2010

Analisis Efektivitas Proliferasi Produk Telkom Speedy

Hal menarik dari jasa akses internet broadband Speedy milik Telkom ini, terletak pada varian paket layanan yang ditawarkan ke konsumen beserta tingkat harganya yang jadi lebih beragam. Pada saat ini, Speedy ditawarkan oleh Telkom dengan rentang harga dan kualitas yang cukup bervariasi, dengan menggunakan uses sebagai basis offeringnya. Ini adalah kreativitas baru, dimana sebelumnya diferensiasi layanan biasanya didasarkan pada user type (jenis pemakai). Pada dasarnya perusahaan ingin melayani berbagai konsumen, mulai dari yang memiliki budget terendah sampai dengan yang tertinggi. Ini bagaikan ‘menebar jala’ yang diharapkan dapat ‘menangkap berbagai ukuran ikan’. Bagi konsumen yang terbatas anggarannya, dapat mencoba paket mail sedangkan yang punya dana besar dapat menggunakan paket biz.

Pertanyaan yang terpikirkan di benak saya adalah apakah strategi product proliferation (dimana produk dibuat berkembang biak menjadi lebih banyak) ini cukup efektif untuk meningkatkan revenue (pendapatan) dan meningkatkan pertumbuhan Telkom? Saya termasuk orang yang menyangsikan efektivitas strategi ini. Argumen saya adalah efektivitas strategi tidak hanya tergantung pada substansi, profil, dan kontur (pola) dari strateginya, namun dipengaruhi juga oleh timing (waktu) dalam mengeksekusinya. Strategi yang bagus secara substansi, belum tentu berhasil jika dieksekusi pada waktu dan tempat yang salah. Dengan kata lain, efektivitas strategi akan sangat tergantung pada momentumnya. Apabila momentumnya tepat, maka kinerja strategi dijamin akan maksimal. Dalam kasus speedy, saya menduga bahwa, gempuran speedy ke pasar jasa akses internet ini sudah kehilangan momentum! Khususnya untuk masuk ke pasar individual.

Momentum masuk ke pasar sangat ditentukan oleh mood (suasana hati konsumen) yang terjadi dipasar. Jika mood pasar baik, maka tingkat penerimaan (market acceptance) terhadap produk akan bagus. Namun jika mood pasar sedang jelek, maka produk tidak akan dapat mendarat mulus di hati konsumen, dan bisa saja diabaikan atau bahkan dicemooh konsumen. Masalahnya, ada beberapa hal yang dapat membuat mood pasar menjadi tidak kondusif untuk memasarkan produk. Apa saja yang mempengaruhi mood konsumen? Menurut saya, setidaknya ada 3 hal yang sangat mempengaruhi mood pasar, yaitu:

1. Tingkat kepuasan pasar terhadap customer value dari product existing
(produk yang sudah ada) yang ditawarkan perusahaan.

2. Tingkat preferensi pasar terhadap produk kompetitor yang muncul belakangan
(atau lebih baru), termasuk juga produk substitusinya.

3. Tingkat risiko yang akan dihadapi konsumen dari adanya gejolak lingkungan
makro, yang dikhawatirkan akan menggerus customer value secara sistematis.

Dalam kasus Speedy, saya melihat bahwa mood pasar pada saat ini sedang tidak kondusif. Oleh karena itu, strategi peningkatan variasi produk Telkom Speedy saat ini, sepertinya tidak akan berpengaruh banyak pada peningkatan kinerja Telkom, khususnya di wilayah-wilayah dimana pasar di sana sudah dimasuki oleh layanan mobile internet access dari operator seluler. Ada beberapa alasan, mengapa saya menyangsikan keberhasilan Speedy (khususnya di pasar individual), antara lain:

1. Kita tidak bisa menutup mata bahwa kondisi Speedy saat ini belum sesempurna
yang diharapkan konsumen. Speedy masih sarat dengan kasus dan keluhan,
khususnya yang terkait dengan konsistensi kualitas (tidak sesuai dengan yang
dijanjikan), dan yang terkait dengan billing (khususnya yang terkait
dengan paket volume dan time based). Kondisi ini membuat pelanggan khawatir
dan terancam, apalagi bagi pelanggan potensial, ini adalah sesuatu yang akan
cenderung menakutkan.

2. Fakta sekarang menunjukkan bahwa mobile internet access, lebih
representatif bagi para pengguna internet. Paket-paket penawaran akses
internet dari operator seluler jelas lebih dekat dengan kebutuhan,
keinginan, dan harapan pelanggan. Trend mengakses internet dari gadget
mobile adalah gaya hidup yang sedang bertransformasi menjadi sub kultur,
bahkan kultur dari generasi internet (post 1980 birth decade), yang
berpotensi menjadi cohort internet addicted (kelompok/komunitas pecandu
internet). Bersusah payah mengakses internet dengan infrastruktur fixed,
merupakan masa lalu yang sudah mulai ditinggalkan, dalam perjalanan sejarah
yang linier. Akses fixed itu hanya akan menjadi kebiasaan cadangan (untuk
bernostalgia) ketika Telkomsel Flash, Indosat IM2, dan produk-produk sejenis
dari Excelcom, 3, dan Axis tidak bisa berfungsi secara optimal.

3. Kompetisi memang tempat bergantungnya pelanggan untuk mendapatkan harga
produk yang sesuai harapan. Perbedaan harga antar operator dalam jasa akses
internet pada saat ini tidak signifikan, “Price doesn’t matter!” Ada point
of parity (titik keseimbangan) yang semakin besar dibandingkan dengan point
of difference nya. Hal ini dapat dianalogikan sebagai ‘lubang kubur’ yang
menganga lebar, dan siap ‘mengubur hidup-hidup’ produk lama yang kalah
bersaing, karena kurang ‘kosmetik’ dan tidak mau ‘operasi plastik’. Produk
lama yang seperti itu akan ditinggal konsumen yang sangat meterialistis dan
duniawi. Jadi, kalau tidak ada gap (selisih) harga yang dapat menggiurkan
pelanggan, produk akan sangat kecil kemungkinannya untuk dibeli konsumen.
Menurut saya, konsumen di masa kini memang sangat pragmatis (mengutamakan
segi praktis) dan hedonis.


Dengan 3 kondisi di atas, cukup buat saya untuk berhipotesis bahwa strategi Speedy pada saat ini tampaknya kurang efektif. Sebagai pemain pioneer dalam jasa akses internet, saya melihat bahwa Telkom cukup lamban dalam menyiapkan strategi bersaingnya. Sebagai incumbent yang selalu dikeroyok pemain baru, seharusnya ada pre-emptive move yang dibangun di atas kewaspadaan dan kreativitas. Solusi yang dapat saya sarankan untuk menjawab persoalan ini adalah sebagai berikut:

1. Strategi harga yang makin menurun untuk menggarap 5 segmen konsumen berdasarkan perilaku adopsinya (mulai dari inovator sampai dengan laggard). Di bisnis ini karena terjadi percepatan dalam perkembangan teknologi baru, maka rencana penurunan harga harus disiapkan untuk 3-5 tahun mendatang. Perhitungan price – volumenya harus dilakukan secara akurat agar tetap dapat mengcover fixed cost dan initial investment yang sudah dikeluarkan, jangan sekali-sekali berharap terjadi kenaikan harga atau harga yang tetap.

2. Inovasi produk harus dilakukan, baik pada tatanan inovasi teknologi, tatanan feature & service, maupun pada inovasi proses bisnis. Ini diperlukan untuk membangun perbedaan yang signifikan antara Speedy dengan para pesaingnya. Jika perlu ADSL sebagai bagian utama teknologinya harus di inovasi atau dikombinasikan dengan teknologi lain yang lebih maju (misalnya mengkonvergensikannya dengan mobile technology).

3. Strategi untuk menggarap pasar harus disiapkan secara sangat fokus. Jika perlu untuk memperluas efek komoditisasi dan membangun kemassalan produk, mungkin harus dilakukan juga reformulasi dan repositioning termasuk melakukan perubahan proses bisnis.






REFERENSI


http://mercubuanacenter.com/info/manajemen
http://pusatbahasa.diknas.go.id
http://translate.google.com
http://www.ubb.ac.id/




Penulis: Jack Joe